SIKAP
1.
Pengertian Sikap
Sikap merupakan masalah yang penting
untuk menarik. Dalam lapangan psikologi khususnya psikologi sosial. Sikap yang
dimiliki seseorang akan memberi warna atau corak pada perilaku atau perbuatan
orang yang bersangkutan. Dengan mengetahui sikap seseorang maka orang dapat
menduga bagaimana respon atau perilaku yang akan diambil oleh orang yang
bersangkutan terhadap suatu masalah atau keadaan yang dihadapkan kepadanya.
Keadaan ini menggambarkan hubungan sikap
dengan perilaku. Dengan pengukuran sikap maka orang akan dapat mengetahui
perbedaan sikap seseorang dengan orang lain, ataupun antara satu kelompok
dengan kelompok lain. Dengan demikian, penelitian mengenai sikap, khususnya
mengenai masalah pengukuran sikap selain dapat digunakan sebagai dasar
pengembangan segi teoritisnya, juga mengandung nilai-nilai praktis.
Sikap adalah
evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri,orang lain, obyek
atau isue. Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih
tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap adalah pandangan-pandangan
atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai sikap objek
tadi.
2.
Tingkatan Sikap
Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yakni:
a.
Menerima (receiving)diartikan
bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek).
b.
Merespon (responding) yakni memberikan
jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugasyang diberikan
adalah suatu indikasi sikap karena dengan suatu usaha untukmenjawab pertanyaan
atau mengerjakan tugas yang diberikan. Terlepaspekerjaan itu benar atau salah
adalah berarti orang itu menerima ide tersebut.
c.
Menghargai (valuing) adalah mengajak
orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan oranglain terhadap suatu
masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga, misalnyaseorang mengajak ibu
yang lain (tetangga, saudaranya, dan lain sebagainya) untukmenimbang anaknya ke
posyandu atau mendiskusikan tentang gizi adalahsuatu bukti bahwa si ibu telah
mempunyai sikap positif terhadap gizi anak.
d.
Bertanggung jawab (responsible)
yaitu bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala
risiko adalah mempunyai sikap yang paling tinggi. Misalnya seorang ibu
maumenjadi akseptor KB, meskipun mendapatkan tantangan dari mertua atauorang
tuanya sendiri.
3.
Sifat Sikap
Sikap dapat pula
bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif. Sikap bersifat positif
kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan obyek
tertentu. Sedangkan sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi,
menghindari,membenci, tidak menyukai obyek tertentu.
4.
Ciri – Ciri Sikap
Terdapat beberapa ciri-ciri sikap ,
yaitu :
a.
Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan
dibentuk atau dipelajari sepanjangperkembangan itu dalam hubungan dengan
obyeknya. Sifat inimembedakannnya dengan sifat motif-motif biogenis seperti
lapar, haus,kebutuhan akan istirahat.
b.
Sikap dapat berubah-ubah karena itu
sikap dapat dipelajari dan sikap dapatberubah pada orang-orang bila terdapat
keadaan-keadaan dan syarat-syarattertentu yang mempermudah sikap pada orang
itu.
c.
Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi
senantiasa mempunyai hubungan tertentuterhadap suatu objek dengan kata lain,
sikap itu terbentuk, dipelajari atauberubah senantiasa berkenaan dengan suatu
objek tertentu yang dapatdirumuskan dengan jelas.
d.
Objek sikap itu merupakan suatu hal
tertentu tetapi dapat juga merupakankumpulan dari hal-hal tersebut.
e.
Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan
segi-segi perasaan, sifat alamiahyang membedakan sikap dan kecakapan-kecakapan
atau pengetahuan-pengetahuanyang dimiliki orang.
5.
Cara Pengukuran Sikap
Pengukuran sikap
dapat dilakukan dengan menilai pernyataan sikapseseorang. Pernyataan sikap
adalah rangkaian kalimat yang mengatakan sesuatu mengenai obyek sikap yang
hendak diungkap. Pernyataan sikap mungkin berisi atau mengatakan hal-hal yang
positif mengenai obyek sikap, yaitu kalimatnya bersifat mendukung atau memihak
pada obyek sikap. Pernyataan ini disebut dengan pernyataan yang favourable.
Sebaliknya
pernyataan sikap mungkin pula berisi hal-hal negatif mengenai obyek sikap yang
bersifat tidak mendukung maupun kontra terhadap obyek sikap. Pernyataan seperti
ini disebut dengan pernyataan yang tidak favourabel.
Suatu skala sikap sedapat mungkin diusahakan agar terdiri atas pernyataan favorable
dan tidak favorable dalam jumlah yang seimbang. Dengan demikian pernyataan
yang disajikan tidak semua positif dan tidak semua negatif yang seolah-olah isi
skala memihak atau tidak mendukung sama sekali obyek sikap.
Pengukuran sikap
dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung.Secara langsung dapat
ditanyakan bagaimana pendapat/ pernyataan responden terhadap suatu obyek.
Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotesis
kemudian ditanyakan pendapat responden melalui kuesioner.
6.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Sikap
Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
keluarga terhadap obyek sikap antara lain:
a.
Pengalaman Pribadi
Untuk
dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslahmeninggalkan
kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentukapabila pengalaman
pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkanfaktor emosional.
b.
Pengaruh orang lain yang dianggap
penting
Pada
umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformisatau searah
dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan iniantara lain dimotivasi
oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untukmenghindari konflik dengan
orang yang dianggap penting tersebut.
c.
Pengaruh Kebudayaan
Tanpa
disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap kitaterhadap berbagai
masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggotamasyarakatnya, karena
kebudayaanlah yang memberi corak pengalamanindividu-individu masyarakat
asuhannya.
d.
Media Massa
Dalam
pemberitaan surat kabar mauoun radio atau media komunikasi lainnya,berita yang
seharusnya faktual disampaikan secara obyekstif cenderungdipengaruhi oleh sikap
penulisnya, akibatnya berpengaruh terhadap sikapkonsumennya.
e.
Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama
Konsep
moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sanga menentukan
sistem kepercayaan tidaklah mengherankan jika kalau padagilirannya konsep
tersebut mempengaruhi sikap.
f.
Faktor Emosional
Kadang
kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosiyang berfungsi
sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentukmekanisme pertahanan
ego.
7.
Sikap dalam pandangan Behavioristik
Teori
stimulus-respon yang sering juga
disebut sebagai teori penguat (reinforcement)
dapat digunakan untuk menerangkan berbagai gejala tingkah laku sosial. Sikap
adalah kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu
jika ia menghadapi suatu stimulus. Misalnya, seseorang yang mempunyai sikap
positif terhadap makanan yang pedas akan selalu mengambil atau membeli dan
makan setiap kali menemukan makanan pedas. Sebaliknya, orang yang bersikap
negatif terhadap makanan pedas, maka cenderung ia akan menghindari makanan
pedas saat makan. Sikap ini dapat terjadi pada benda, situasi, orang, kelompok,
nilai-nilai dan semua hal yang terdapat di sekitar manusia.
Salah satu teori untuk menerangkan
terbentuknya sikap ini dikemukakan oleh Daryl Beum (1964), ia mendasarkan diri
pada pernyataan Skinner yang menyatakan bahwa tingkah laku manusia berkembang
dan dipertahankan oleh anggota-anggota masyarakat yang memberi penguat pada
individu untuk bertingkah laku secara tertentu (yang dikehendaki oleh
masyarakat). Atas dasar pendapat Skinner tersebut, Beum mengemukakan empat
asumsi dasar yaitu:
a.
Setiap tingkah
laku, baik ang verbal maupun sosial, merupakan suatu hal yang bebas dan berdiri
sendiri, bukan merupakan refleksi (menggambarkan) sikap, sistem kepercayaan,
dorongan, kehendak, ataupun keadaan-keadaan tersembunyi lainnya dalam diri
individu.
b.
Rangsang dan
tingkah laku respon adalah konsep-konsep dasar untuk menerangkan suatu gejala
tingkah laku. Konsep-konsep ini hanya dapat
didefinisikan dan diukur secara fisik dan nyata (tampak mata).
c.
Prinsip-prinsip
hubungan stimulus-respon sebetulnya hanya sedikit. Prinsip ini tampak sangat
bervariasi karena bervariasinya lingkungan di mana hubungan stimulus respon itu
berlaku.
d.
Dalam analisis
tentang tingkah laku perlu dihindari diikutsertakannya keadaan-keadaan internal
yang terjadi pada waktu tingkah laku itu timbul, baik yang bersifat fisiologik
(kelelahan, lapar, dan lain-lain) maupun yang bersifat konseptual (dorongan,
kehendak, dan lain-lain).
Berdasarkan asumsi-asumsi dasar tersebut, Beum
mengemukakan teori tentang Hubungan Fungsional (functional relationship) dalam interaksi sosial.
8.
Struktur Sikap
Sikap mengandung tiga komponen yang membentuk
struktur sikap, yaitu:
a.
Komponen kognitif
(komponen perseptual), yaitu komponen yang berkaitan dengan pengetahuan,
pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana orang
mempersepsi terhadap objek sikap.
b.
Komponen afektif
(komponen emosional), yaitu komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau
tidak senang terhadap objek sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif,
sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang negatif. Komponen ini
menunjukkan arah sikap, yaitu positif dan negatif.
c.
Komponen konatif
(komponen perilaku atau action component), yaitu komponen yang berhubungan
dengan kecenderungan bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukkan
intensitas sikap, yaitu menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau
berperilaku seseorang terhadap objek
sikap.
Komponen-komponen tersebut di atas merupakan
komponen yang membentuk struktur sikap. Analisis dengan melihat
komponen-komponen yang membentuk sikap disebut analisis komponen atau analisis
struktur.
9.
Analisis Fungsi
Sikap
Sikap selain dianalisis dengan analisis struktur
atau analisis komponen, juga dapat dianalisis dengan analisis fungsi, yaitu
suatu analisis mengenai sikap dengan melihat fungsi sikap. Sikap mempunyai
empat fungsi, yaitu:
a.
Fungsi
instrumental, atau fungsi penyesuaian, atau fungsi manfaat.
Fungsi ini adalah berkaitan dengan
sarana-tujuan. Di sini sikap merupakan sarana untuk mencapai tujuan. Orang
memandang sampai sejauh mana objek sikap dapat digunakan sebagai sarana atau
sebagai alat dalam rangka pencapaian tujuan. Bila objek sikap dapat membantu
seseorang dalam mencapai tujuannya, maka orang akan bersikap positif terhadap
objek sikap tersebut, demikian sebaliknya bila objek sikap menghambat dalam
pencapaian tujuan, maka orang akan bersikap negatif terhadap objek sikap yang
bersangkutan. Karena itu fungsi ini juga disebut fungsi manfaat (utility), yaitu sampai sejauh mana
manfaat objek sikap dalam rangka pencapaian tujuan. Fungsi ini juga disebut
juga sebagai fungsi penyesuaian, karena dengan sikap yang diambil oleh
seseorang, orang akan dapat menyesuaikan diri dengan secara baik terhadap
sekitarnya. Misal orang mempunyai sikap anti kemewahan, karena dengan sikap tersebut
orang yang bersangkutan mudah diterima oleh kelompoknya, karena ia tergabung
dalam kelompok yang anti kemewahan.
b.
Fungsi
pertahanan ego
Ini merupakan sikap yang diambil oleh
seseorang demi untuk mempertahankan ego. Sikap ini diambil oleh seseorang pada
waktu orang yang bersangkutan terancam keadaan dirinya atau egonya. Demi untuk
mempertahankan egonya, orang yang bersangkutan mengambil sikap tertentu.
c.
Fungsi ekspresi
nilai
Sikap yang ada pada diri seseorang
merupakan jalan bagi individu untuk mengekspresikan nilai yang ada dalam
dirinya. Dengan mengekspresikan diri seseorang akan mendapatkan kepuasan dapat
menunjukkan keadaan dirinya. Dengan individu mengambil sikap tertentu terhadap
nilai tertentu, ini menggambarkan keadaan sistem nilai yang ada pada individu
yang bersangkutan. Sistem nilai apa yang ada pada diri individu dapat dilihat
dari sikap yang diambil oleh individu yang bersangkutan terhadap nilai
tertentu.
d.
Fungsi
pengetahuan
Individu mempunyai dorongan untuk ingin
mengerti, dengan pengalaman-pengalamannya, untuk memperoleh pengetahuan.
Elemen-elemennya dari pengalamannya yang tidak konsisten dengan apa yang
diketahui oleh individu, akan disusun kembali atau diubah sedemikian rupa
hingga menjadi konsisten. Ini berarti bila seseorang mempunyai sikap tertentu
terhadap suatu objek, menunjukkan tentang pengetahuan orang tersebut terhadap
objek sikap yang bersangkutan.
10.
Determinan Sikap
Terdapat beberapa hal yang termasuk determinan
sikap, yaitu a) faktor fisiologis, b) faktor pengalaman langsung terhadap objek
sikap, c) kerangka acuan, dan d) komunikasi sosial.
a.
Faktor
fisiologis
Faktor fisiologis seseorang akan ikut
menentukan bagaimana sikap seseorang. Berkaitan dengan ini ialah faktor umur
dan kesehatan. Pada umumnya orang muda sikapnya lebih radikal daripada sikap
orang yang telah tua, sedangkan pada orang dewasa sikapnya lebih moderat.
Dengan demikian masalah umur akan berpengaruh pada sikap seseorang. Orang yang
sering sakit lebih bersikap tergantung daripada orang yang tidak sering sakit.
b.
Faktor
pengalaman langsung terhadap objek sikap
Bagaimana sikap seseorang terhadap objek
sikap akan dipengaruhi oleh pengalaman langsung orang yang bersangkutan dengan
objek sikap tersebut. Misal orang yang mengalami peperangan yang sangat mengerikan,
akan mempunyai sikap yang berbeda dengan orang yang tidak mengalami peperangan.
Orang akan mempunyai sikap yang negatif terhadap peperangan atas dasar
pengalamnnya.
c.
Faktor kerangka
acuan
Kerangka acuan merupakan faktor yang
penting dalam sikap seseorang, karena kerangka acuan ini akan berperan terhadap
objek sikap. Bila kerangka acuan tidak sesuai dengan obek sikap, maka orang
akan mempunyai sikap yang negatif terhadap objek sikap tersebut.
d.
Faktor
komunikasi sosial
Faktor komunikasi sosial sangat jelas
menjadi determinan sikap seseorang, dan faktor ini yang banyak diteliti.
Komunikasi sosial yang berujud informasi dari seseorang kepada orang lain dapat
menyebabkan perubahan sikap yang ada pada diri orang yang bersangkutan.
11.
Ciri-ciri Sikap
Terdapat beberapa ciri atau sifat dari
sikap, yaitu: a) sikap tidak dibawa sejak lahir, b) sikap selalu berhubungan
dengan objek sikap, c) sikap dapat tertuju pada satu objek atau sekumpulan
objek, d) sikap dapat berlangsung lama atau sebentar, dan e) sikap mengandung
faktor perasaan dan motivasi.
a.
Sikap tidak
dibawa sejak lahir
Sikap mempunyai kecenderungan stabil,
sekalipun sikap itu dapat mengalami perubahan. Sikap dibentuk ataupun
dipelajari dalam hubungannya dengan objek-objek tertentu. Berhubung dengan
hal-hal tersebut di atas, maka akan terlihat pentingnya faktor pengalaman dalam
rangka pembentukan sikap.
b.
Sikap selalu
berhubungan dengan objek sikap
Oleh karena itu sikap selalu terbentuk
atau dipelajari dalam hubungannya dengan objek-objek tertentu, yaitu melalui
proses persepsi terhadap objek tertentu. Hubungan yang positif atau negatif
antara individu dengan objek tertentu, akan menimbulkan sikap tertentu pula
dari individu terhadap objek tersebut.
c.
Sikap dapat
tertuju pada satu objek atau sekumpulan objek
Bila seseorang mempunyai sikap yang
negatif pada seseorang, orang tersebut akan mempunyai kecenderungan untuk
menunjukkan sikap yang negatif pula kepada kelompok di mana seseorang tersebut
tergabung di dalamnya. Di sini terlihat adanya kecenderungan untuk menggeneralisasikan
objek sikap.
d.
Sikap dapat
berlangsung lama atau sebentar
Kalau sikap sudah terbentuk dan telah
merupakan nilai dalam kehidupan seseorang, secara relatif sikap itu akan lama
bertahan pada diri orang yang bersangkutan. Sikap tersebut akan sulit berubah,
dan kalaupun dapat berubah akan memakan waktu yang relatif lama. Tetapi
sebaliknya bila sikap itu belum begitu mendalam ada dalam diri seseorang, maka
sikap tersebut secara relatif tidak bertahan lama, dan sikap tersebut akan
mudah berubah.
e.
Sikap mengandung
faktor perasaan dan motivasi
Sikap terhadap suatu objek tertentu akan
selalu diikuti oleh perasaan tertentu yang dapat bersifat positif (yang
menyenangkan) tetapi juga dapat bersifat negatif (yang tidak menyenangkan)
terhadap objek tersebut. Di samping itu sikap juga mengandung motivasi, ini
berarti bahwa sikap mempunyai daya dorong bagi individu untuk berperilaku
secara tertentu terhadap objek yang dihadapinya.
12.
Terbentuknya
Sikap
Untuk dapat menjelaskan sikap akan dapat dilihat
pada bagan sikap di bawah ini:
Faktor Internal
-
Fisiologis
-
Psikologis
|
Faktor
Eksternal
-
Pengalaman
-
Situasi
-
Norma-norma
-
Hambatan
-
Pendorong
|
Sikap
|
Objek
Sikap
|
Reaksi
|
Berdasarkan
bagan tersebut dapat dikemukakan bahwa sikap yang ada pada diri seseorang akan
dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu faktor fisiologis dan psikologis, serta
faktor eksternal. Faktor eksternal dapat berbentuk situasi yang dihadapi oleh
individu, situasi yang dihadapi, norma yang ada dalam masyarakat, serta
hambatan dan dorongan dalam masyarakat.
Objek
sikap akan dipersepsi oleh individu, dan hasil persepsi akan dicerminkan dalam
sikap yang diambil oleh individu yang bersangkutan. Dalam mempersepsi objek
sikap individu akan dipengaruhi oleh pengetahuan, pengalaman, cakrawala,
keyakinan, proses belajar, dan hasil proses persepsi ini akan merupakan
pendapat atau keyakinan individu mengenai objek sikap, dan ini berkaitan dengan
segi kognisi. Afeksi akan mengiringi
hasil kognisi terhadap objek sikap sebagai aspek evaluatif, yang dapat bersifat
positif atau negatif. Hasil evaluasi aspek afeksi akan berkaitan dengan segi
konasi, yaitu merupakan kesiapan untuk bertindak, kesiapan untu berperilaku.
Keadaan lingkungan akan memberikan pengaruh terhadap objek sikap maupun pada
individu yang bersangkutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar