Sabtu, 30 Januari 2016

konsep studi kasus

KONSEP STUDI KASUS

Asal usul studi kasus
Salah satu perkembangan yang paling penting dari metode studi kasus ialah dalam lapangan hukum. Studi kasus dimulai kira–kira tahun 1970 sebagai suatu alat untuk melatih siswa–siswa untuk memikirkan tentang prinsip–prinsip yang fundamental. Sekarang studi kasus merupakan suatu metode dasar/basic metode baik dalam psikologi maupun dalam psikiatris.
Studi kasus dalam rangka pelayanan bimbingan merupakan metode untuk mempelajari keadaan dan perkembangan seorang siswa secara lengkap dan mendalam. Dengan tujuan memahami individualitas siswa dengan baik dan membantunya perkembangan selanjutnya. Studi kasus mengandung pula analisis terhadap hubungan antara data yang terkumpul, disertai interpretasi dan rekomendasi tentang tindak lanjut (follow-up).
Definisi Studi Kasus
Studi kasus merupakan metode pengumpulan data secara komprehensif yang meliputi aspek fisik dan psikologis individu, dengan tujuan memperoleh pemahaman secara mendalam baik fisik maupun psikisnya. Selanjutnya dapat meningkatkan perkembangan dan upaya untuk membantu individu, sehingga mampu menyesuaikan diri dengan baik di lingkungannya.
Batasan studi kasus meliputi: (1) sasaran penelitiannya dapat berupa manusia, peristiwa, latar, dan dokumen; (2) sasaran-sasaran tersebut ditelaah secara mendalam sebagai suatu totalitas sesuai dengan latar atau konteksnya masing-masing dengan maksud untuk memahami berbagai kaitan yang ada di antara variabel-variabelnya.
Karakteristik studi kasus
Kasus merupakan suatu permasalahan yang dihadapi oleh konseli atau klien. Sebuah kasus harus segera diselesaikan agar siswa atau konseli dapat melakukan kegiatan belajar dengan baik dan menyelesaikan tugas-tugas sekolahnya. karakteristik kasus dalam bimbingan konseling di sekolah meliputi:
a.              Adanya peristiwa atau kejadian yang dipandang sebagai suatu masalah yang cukup serius yang dialami siswa secara perorangan maupun kelompok.
b.             Masalah tersebut masih dalam wilayah lingkungan atau ruang lingkup bimbingan dan konseling di sekolah.
c.              Tidak terselesaikannya masalah tersebut secara tepat atau sehat akan menimbulkan kerugian, misalnya kegoncangan jiwa kronis, jatuhnya pribadi, maupun merugikan pihak lain.
d.             Pada umumnya perlu mendapatkan bantuan dalam proses penyelesaiannya, dalam hal ini diperlukan model penanganan secara khusus oleh petugas yang kompeten dan berwenang.


Studi kasus memiliki ciri–ciri antara lain: mengumpulkan data yang lengkap, bersifat rahasia, terus menerus (kontinue) secara ilmiah dan diperoleh dari berbagai pihak. Berbagai ciri-ciri tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.               Data yang lengkap, bukan berarti data yang banyak, karena data yang banyak belum tentu lengkap.
b.              Bersifat rahasia, maksudnya data atau keterangan yang diperoleh tentang individu harus dijaga kerahasiaannya.
c.               Berlangsung secara terus menerus, maksudnya di dalam memahami dan menolong individu harus dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan, jangan sampai berhenti sebelum memperoleh  pemahaman dan dapat memberikan bantuan sampai kasusnya terselesaikan.
d.              Secara ilmiah, maksudnya konselor dalam memahami kasus berdasarkan data dan diperoleh secara ilmiah.
e.               Data diperoleh dari berbagai pihak, maksudnya data yang dibutuhkan konselor untuk membantu individu diperoleh dari berbaga sumber yang diperkirakan dapat memberikan informasi tentang diri individu. Sumber data tersebut seperti kartu pribadi, wawancara informasi, otobiografi, data hasil testing, arsip catatan kesehatan, wali kelas, guru-guru, petugas bimbingan yang lain, dan orang-orang lain yang sudah lama mengenal siswa.


Data yang dikumpulkan dalam studi kasus ini ialah, antara lain: 1) identifikasi diri, seperti nama, kelamin, tanggal lahir, alamat, nomor pokok, dan sebagainya. 2) latar belakang keluarga, yang meliputi data mengenai besarnya keluarga, status sosial keluarga, pekerjaan orang tua, keadaan saudara–saudaranya, situasi di rumah, bantuan orang tua, dan lain sebagainya. 3) keadaan kesehatan dan perkembangan jasmani, yang meliputi keterangan tentang ciri–ciri jasmani, penyakit yang diderita dan sebagainya. 4) latar belakang pendidikan, seperti hasil belajar, pengalaman pendidikan, kegagalan dalam pendidikan, minat belajar, cita–cita pendidikan dan sebagainya. 5) kemampuan dasar, seperti kecerdasan, bakat, minat, sikap, dan sebagainya. 6) tingkah laku sosial, latar belakang pergaulan, sikapnya terhadap orang lain, peranan dalam kelompok dan hal lainnya.
Tujuan Studi Kasus
Studi kasus merupakan teknik untuk mengentaskan permasalahan siswa melalui pendekatan yang mendalam dan melalui tahap-tahap pengamatan dan penelitian yang digunakan untuk mengetahui penyebab permasalahan yang dialami siswa. Tujuan studi kasus di sekolah adalah untuk mencapai dan mendapatkan  pemahaman mengenai individu secara mendalam sehingga dapat dibuat program bantuan guna membantu individu mencapai penyesuaian yang lebih baik. Tujuan studi kasus dapat dibedakan menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

a.              Tujuan Umum
Secara umum tujuan studi kasus bertujuan untuk: 1) memperoleh gambaran yang jelas tentang keadaan pribadi siswa yang dianggap mempunyai masalah belajar, 2) untuk mengetahui penyebab-penyebab dan menerapkan jenis dan sifat kasulitan belajar serta latar belakang timbulnya masalah yang dihadapi siswa kasus, dan 3) untuk memberi bekal pengalaman kepada calon guru agar lebih peka terhadap permasalahan yang dihadapi siswa dan mampu memecahkannya.
b.              Tujuan Khusus
Secara khusus pelaksanan studi kasus bertujuan untuk: 1) memberikan bimbingan dan penyuluhan bagi siswa yang mempunyai masalah, 2) membantu siswa menyesuaikan diri dengan lingkungan, dan 3) membantu siswa memecahkan masalah dan mengembangkan potensi belajar siswa secara optimal.
Jenis-jenis Studi Kasus
Terdapat lima jenis studi kasus, yaitu:
1.             Studi kasus observasi, mengutamakan teknik pengumpulan datanya melalul observasi peran-serta atau pelibatan (participant observation), sedangkan fokus studinya pada suatu organisasi tertentu.. Bagian-bagian organisasi yang menjadi fokus studinya antara lain: (a) suatu tempat tertentu di dalam sekolah; (b) satu kelompok siswa; (c) kegiatan sekolah.
2.             Studi kasus sejarah hidup, yang mencoba mewawancarai satu orang dengan maksud mengumpulkan narasi orang pertama dengan kepemilikan sejarah yang khas. Wawancara sejarah hidup biasanya mengungkap konsep karir, pengabdian hidup seseorang, dan lahir hingga sekarang, masa remaja, sekolah, topik persahabatan dan topik tertentu lainnya.
3.             Studi kasus kemasyarakatan, merupakan studi tentang kasus kemasyarakatan (community study) yang dipusatkan pada suatu lingkungan tetangga atau masyarakat sekitar (komunitas).
4.             Studi kasus analisis situasi, jenis studi kasus ini mencoba menganalisis situasi terhadap peristiwa atau kejadian tertentu. Misalnya terjadinya pengeluaran siswa pada sekolah tertentu, maka haruslah dipelajari dari sudut pandang semua pihak yang terkait, mulai dari siswa itu sendiri, teman-temannya, orang tuanya, kepala sekolah, guru dan mungkin tokoh kunci lainnya.
5.             Mikroethnografi, merupakan jenis studi kasus yang dilakukan pada unit organisasi yang sangat kecil, seperti suatu bagian sebuah ruang kelas atau suatu kegiatan organisasi yang sangat spesifik pada anak-anak yang sedang belajar menggambar.
Kelemahan dan Kelebihan Studi Kasus
1.             Kelebihan Studi Kasus
Studi kasus mampu mengungkapkan hal-hal yang spesifik, unik dan hal-hal yang amat mendetail yang tidak dapat diungkap oleh studi yang lain. Studi kasus mampu mengungkap makna di balik fenomena dalam kondisi apa adanya atau natural. Studi kasus tidak sekedar memberi laporan faktual, tetapi juga memberi nuansa, suasana kebatinan dan pikiran-pikiran yang berkembang dalam kasus yang menjadi bahan studi yang tidak dapat ditangkap oleh penelitian kuantitatif yang sangat ketat.
2.             Kelemahan Studi Kasus
Dari kacamata penelitian kualitatif, studi kasus dipersoalkan dari segi validitas, reliabilitas dan generalisasi. Namun studi kasus yang sifatnya unik dan kualitatif tidak dapat diukur dengan parameter yang digunakan dalam penelitian kuantitatif, yang bertujuan untuk mencari generalisasi.  
Manfaat Studi Kasus

Manfaat studi kasus dalam layanan bimbingan siswa di sekolah adalah merupakan suatu upaya dalam membantu siswa yang bermasalah supaya dapat memahami kemampuan dirinya dan lingkungan dalam usaha untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Selain itu juga,  dapat berguna untuk siswa agar mengetahui keadaan diri sendiri dan bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar