KONSEP STUDI KASUS
Asal usul studi kasus
Salah
satu perkembangan yang paling penting dari metode studi kasus ialah dalam
lapangan hukum. Studi kasus dimulai kira–kira tahun 1970 sebagai suatu alat
untuk melatih siswa–siswa untuk memikirkan tentang prinsip–prinsip yang
fundamental. Sekarang studi kasus merupakan suatu metode dasar/basic metode baik dalam psikologi maupun
dalam psikiatris.
Studi
kasus dalam rangka pelayanan bimbingan merupakan metode untuk mempelajari
keadaan dan perkembangan seorang siswa secara lengkap dan mendalam. Dengan
tujuan memahami individualitas siswa dengan baik dan membantunya perkembangan
selanjutnya. Studi kasus mengandung pula analisis terhadap hubungan antara data
yang terkumpul, disertai interpretasi dan rekomendasi tentang tindak lanjut (follow-up).
Definisi Studi Kasus
Studi
kasus merupakan metode pengumpulan data secara komprehensif yang meliputi aspek
fisik dan psikologis individu, dengan tujuan memperoleh pemahaman secara
mendalam baik fisik maupun psikisnya. Selanjutnya dapat meningkatkan
perkembangan dan upaya untuk membantu individu, sehingga mampu menyesuaikan
diri dengan baik di lingkungannya.
Batasan
studi kasus meliputi: (1) sasaran penelitiannya dapat berupa manusia,
peristiwa, latar, dan dokumen; (2) sasaran-sasaran tersebut ditelaah secara
mendalam sebagai suatu totalitas sesuai dengan latar atau konteksnya masing-masing
dengan maksud untuk memahami berbagai kaitan yang ada di antara
variabel-variabelnya.
Karakteristik studi kasus
Kasus
merupakan suatu permasalahan yang dihadapi oleh konseli atau klien. Sebuah
kasus harus segera diselesaikan agar siswa atau konseli dapat melakukan
kegiatan belajar dengan baik dan menyelesaikan tugas-tugas sekolahnya.
karakteristik kasus dalam bimbingan konseling di sekolah meliputi:
a.
Adanya peristiwa atau kejadian yang
dipandang sebagai suatu masalah yang cukup serius yang dialami siswa secara
perorangan maupun kelompok.
b.
Masalah tersebut masih dalam wilayah
lingkungan atau ruang lingkup bimbingan dan konseling di sekolah.
c.
Tidak terselesaikannya masalah tersebut
secara tepat atau sehat akan menimbulkan kerugian, misalnya kegoncangan jiwa
kronis, jatuhnya pribadi, maupun merugikan pihak lain.
d.
Pada umumnya perlu mendapatkan bantuan
dalam proses penyelesaiannya, dalam hal ini diperlukan model penanganan secara
khusus oleh petugas yang kompeten dan berwenang.
Studi
kasus memiliki ciri–ciri antara lain: mengumpulkan data yang lengkap, bersifat
rahasia, terus menerus (kontinue)
secara ilmiah dan diperoleh dari berbagai pihak. Berbagai ciri-ciri tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.
Data yang lengkap, bukan berarti data
yang banyak, karena data yang banyak belum tentu lengkap.
b.
Bersifat rahasia, maksudnya data atau
keterangan yang diperoleh tentang individu harus dijaga kerahasiaannya.
c.
Berlangsung secara terus menerus,
maksudnya di dalam memahami dan menolong individu harus dilakukan secara terus
menerus dan berkesinambungan, jangan sampai berhenti sebelum memperoleh
pemahaman dan dapat memberikan bantuan sampai kasusnya terselesaikan.
d.
Secara ilmiah, maksudnya konselor dalam
memahami kasus berdasarkan data dan diperoleh secara ilmiah.
e.
Data diperoleh dari berbagai pihak,
maksudnya data yang dibutuhkan konselor untuk membantu individu diperoleh dari
berbaga sumber yang diperkirakan dapat memberikan informasi tentang diri
individu. Sumber data tersebut seperti kartu pribadi, wawancara informasi,
otobiografi, data hasil testing, arsip catatan kesehatan, wali kelas,
guru-guru, petugas bimbingan yang lain, dan orang-orang lain yang sudah lama
mengenal siswa.
Data
yang dikumpulkan dalam studi kasus ini ialah, antara lain: 1) identifikasi diri,
seperti nama, kelamin, tanggal lahir, alamat, nomor pokok, dan sebagainya. 2)
latar belakang keluarga, yang meliputi data mengenai besarnya keluarga, status
sosial keluarga, pekerjaan orang tua, keadaan saudara–saudaranya, situasi di
rumah, bantuan orang tua, dan lain sebagainya. 3) keadaan kesehatan dan
perkembangan jasmani, yang meliputi keterangan tentang ciri–ciri jasmani,
penyakit yang diderita dan sebagainya. 4) latar belakang pendidikan, seperti
hasil belajar, pengalaman pendidikan, kegagalan dalam pendidikan, minat
belajar, cita–cita pendidikan dan sebagainya. 5) kemampuan dasar, seperti
kecerdasan, bakat, minat, sikap, dan sebagainya. 6) tingkah laku sosial, latar
belakang pergaulan, sikapnya terhadap orang lain, peranan dalam kelompok dan
hal lainnya.
Tujuan Studi Kasus
Studi
kasus merupakan teknik untuk mengentaskan permasalahan siswa melalui pendekatan
yang mendalam dan melalui tahap-tahap pengamatan dan penelitian yang digunakan
untuk mengetahui penyebab permasalahan yang dialami siswa. Tujuan studi kasus di
sekolah adalah untuk mencapai dan mendapatkan
pemahaman mengenai individu secara mendalam sehingga dapat dibuat
program bantuan guna membantu individu mencapai penyesuaian yang lebih baik.
Tujuan studi kasus dapat dibedakan menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan
khusus.
a.
Tujuan Umum
Secara
umum tujuan studi kasus bertujuan untuk: 1) memperoleh gambaran yang jelas
tentang keadaan pribadi siswa yang dianggap mempunyai masalah belajar, 2) untuk
mengetahui penyebab-penyebab dan menerapkan jenis dan sifat kasulitan belajar
serta latar belakang timbulnya masalah yang dihadapi siswa kasus, dan 3) untuk
memberi bekal pengalaman kepada calon guru agar lebih peka terhadap permasalahan
yang dihadapi siswa dan mampu memecahkannya.
b.
Tujuan Khusus
Secara
khusus pelaksanan studi kasus bertujuan untuk: 1) memberikan bimbingan dan
penyuluhan bagi siswa yang mempunyai masalah, 2) membantu siswa menyesuaikan
diri dengan lingkungan, dan 3) membantu siswa memecahkan masalah dan
mengembangkan potensi belajar siswa secara optimal.
Jenis-jenis
Studi Kasus
Terdapat lima jenis studi kasus, yaitu:
1.
Studi kasus observasi, mengutamakan
teknik pengumpulan datanya melalul observasi peran-serta atau pelibatan (participant observation), sedangkan
fokus studinya pada suatu organisasi tertentu.. Bagian-bagian organisasi yang
menjadi fokus studinya antara lain: (a) suatu tempat tertentu di dalam sekolah;
(b) satu kelompok siswa; (c) kegiatan sekolah.
2.
Studi kasus sejarah hidup, yang mencoba
mewawancarai satu orang dengan maksud mengumpulkan narasi orang pertama dengan
kepemilikan sejarah yang khas. Wawancara sejarah hidup biasanya mengungkap
konsep karir, pengabdian hidup seseorang, dan lahir hingga sekarang, masa
remaja, sekolah, topik persahabatan dan topik tertentu lainnya.
3.
Studi kasus kemasyarakatan, merupakan
studi tentang kasus kemasyarakatan (community
study) yang dipusatkan pada suatu lingkungan tetangga atau masyarakat
sekitar (komunitas).
4.
Studi kasus analisis situasi, jenis
studi kasus ini mencoba menganalisis situasi terhadap peristiwa atau kejadian
tertentu. Misalnya terjadinya pengeluaran siswa pada sekolah tertentu, maka
haruslah dipelajari dari sudut pandang semua pihak yang terkait, mulai dari
siswa itu sendiri, teman-temannya, orang tuanya, kepala sekolah, guru dan
mungkin tokoh kunci lainnya.
5.
Mikroethnografi, merupakan jenis studi
kasus yang dilakukan pada unit organisasi yang sangat kecil, seperti suatu
bagian sebuah ruang kelas atau suatu kegiatan organisasi yang sangat spesifik
pada anak-anak yang sedang belajar menggambar.
Kelemahan dan Kelebihan Studi Kasus
1.
Kelebihan Studi Kasus
Studi
kasus mampu mengungkapkan hal-hal yang spesifik, unik dan hal-hal yang amat
mendetail yang tidak dapat diungkap oleh studi yang lain. Studi kasus
mampu mengungkap makna di balik fenomena dalam kondisi apa adanya atau natural.
Studi kasus tidak sekedar memberi laporan faktual, tetapi juga memberi nuansa, suasana
kebatinan dan pikiran-pikiran yang berkembang dalam kasus yang menjadi bahan
studi yang tidak dapat ditangkap oleh penelitian kuantitatif yang sangat ketat.
2.
Kelemahan Studi Kasus
Dari
kacamata penelitian kualitatif, studi kasus dipersoalkan dari segi validitas,
reliabilitas dan generalisasi. Namun studi kasus yang sifatnya unik dan
kualitatif tidak dapat diukur dengan parameter yang digunakan dalam penelitian
kuantitatif, yang bertujuan untuk mencari generalisasi.
Manfaat Studi Kasus
Manfaat
studi kasus dalam layanan bimbingan siswa di sekolah adalah merupakan suatu
upaya dalam membantu siswa yang bermasalah supaya dapat memahami kemampuan
dirinya dan lingkungan dalam usaha untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Selain
itu juga, dapat berguna untuk siswa agar mengetahui keadaan diri
sendiri dan bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar