Sabtu, 30 Januari 2016

kelompok sosial

KELOMPOK
1.             Pengertian Kelompok
Kelompok adalah dua atau lebih  individu yang saling mempengaruhi satu dengan yang lain melalui interaksi. Tidak semua kumpulan (collection) dari banyak orang dapat dipandang sebagai suatu kelompok, misalnya suatu massa. Perbedaan antara kelompok sosial dengan massa adalah pada struktur. Pada kelompok sosial telah ada struktur tertentu, sedangkan pada massa tidak terdapat struktur.
2.             Kelompok Besar dan Kelompok Kecil
Tidak ada batas yang benar-benar tegas yang dapat membedakan kelompok besar dan kelompok kecil. Menurut Shaw (1979) kelompok yang terdiri dari 10 orang atau kurang dapat digolongkan menjadi kelompok kecil, sedangkan kelompok yang terdiri dari 30 orang termasuk kelompok besar.  Tetapi apabila kelompok tersebut di antara para anggotanya interaksinya saling lekat satu dengan yang lain dan mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapai tujuan kelompok, maka kelompok tersebut dapat dipandang sebagai kelompok kecil. Karena itu maka batas ukuran maksimum pada kelompok kecil tidaklah menjadi masalah yang serius, karena sebagian besar penelitian-penelitian berkaitan dengan kelompok yang terdiri dari 5 orang atau kurang. Namun hal tersebut menjadi masalah untuk menarik generalisasi dalam kehidupan nyata, karena penelitian pada umumnya dilakukan di laboratorium.
3.             Ciri-ciri Umum Kelompok
Ciri-ciri umum dari terbentuknya kelompok adalah adanya interaksi, tujuan (goals), struktur dan groupness.
a.              Interaksi
Interaksi adalah saling mempengaruhi individu satu dengan individu yang lain (mutual influences). Interaksi dapat berlangsung dengan secara fisik, non-verbal, emosional dan sebagainya, yang merupakan salah satu sifat dari kehidupan kelompok. Mengenai interaksi akan dapat dijumpai adanya berbagai macam teori yang dikemukakan oleh beberapa orang ahli.
b.             Tujuan (goals)
Orang yang bergabung dalam kelompok mempunyai beberapa tujuan ataupun alasan. Tujuan dapat bersifat intrinsik, misalnya tergabung dalam kelompok mempunyai rasa senang. Namun juga dapat bersifat ekstrinsik, yaitu bahwa mencapai sesuatu tujuan tidak dapat dicapai secara sendiri, tetapi dapat dicapai secara bersama-sama, ini merupakan tujuan bersama (common goals). Common goals merupakan yang paling kuat dan faktor pemersatu dalam kelompok.
c.              Struktur
Kelompok mempunyai struktur, (a stable pattern of relationships among members), yang berarti adanya peran (roles), norma dan hubungan antar anggota. Peran dari masing-masing anggota kelompok, yang berkaitan dengan posisi individu dalam kelompok. peran dari masing-masing anggota kelompok akan tergantung pada posisi ataupun kemampuan individu masing-masing.
Norma adalah merupakan aturan yang mengatur perilaku anggota kelompok. Norma kelompok akan memberikan arahan ataupun batasan dari perilaku anggota kelompok. Adalah hal yang ideal apabila semua anggota kelompok dapat mematuhi secara baik terhadap norma kelompok yang ada. Apabila norma kelompok telah menjadi normanya sendiri, inilah yang dimaksud dengan menginternalisasi norma kelompok. Bagaimanapun keadaan kelompok, kelompok akan selalu mempunyai norma tertentu.  
Intermember relation atau hubungan antar anggota dapat berdasarkan atas banyak faktor, misalnya otoritas, attraction. Namun semua itu sama, yaitu merupakan mata rantai yang menghubungkan antar anggota satu dengan yang lain. Perlu dikemukakan bahwa pada kelompok yang berbeda, akan dapat berbeda pula mengenai struktur yang ada dalam kelompok yang bersangkutan, sehingga hal tersebut juga akan berpengaruh pada hubungan antar anggota, dan akhirnya akan berpengaruh terhadap pola interaksinya.
d.             Groupness
Kelompok merupakan suatu entity (kesatuan), merupakan objek yang unified. Menurut Campbell orang mempersepsi kelompok lebih sebagai suatu unified whole daripada sekelompok orang yang saling berdekatan satu dengan yang lain. Jadi satu dengan yang lain tidak saling lepas, tetapi kelompok merupakan suatu kesatuan dari pada anggotanya, merupakan kesatuan yang bulat. Karena itu dalam menganalisis perilaku kelompok, unit analisisnya adalah perilaku kelompok tersebut, bukan perilaku individu-individu.
4.             Terjadinya kelompok
Manusia disamping sebagai makhluk individual, makhluk religi juga merupakan makhluk sosial. Dengan adanya dorongan pada manusia untuk mengadakan hubungan dengan manusia yang lain, maka kemudian terbentuklah kelompok dalam kehidupan masyarakat. Namun kenyataan menunjukkan bahwa dalam masyarakat terdapat adanya berbagai macam kelompok yang cukup bervariasi, misalnya kelompok belajar, kelompok pedagang, kelompok tani, dan sebagainya. Disini dapat dilihat karena manusia mempunyai tujuan yang berbeda satu dengan yang lain, maka dapat ditemui kelompok yang berbeda satu dengan yang lain karena adanya perbedaan tujuan yang ingin dicapai. 
5.             Macam-macam Kelompok
a.              Berdasarkan tingkat interaksinya kelompok dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1)   Kelompok primer, yaitu kelompok yang mempunyai interaksi sosial yang cukup intensif, cukup akrab, hubungan sesama anggota cukup baik. Kelompok ini juga sering disebut face to face group, anggota kelompok satu sering bertemu dengan anggota kelompok yang lain, sehingga para anggota kelompok saling mengenal dengan baik. Peranan kelompok primer dalam perkembangan dan kehidupan individu baik sebagai makhluk individual, sosial maupun sebagai makhluk religi sangat penting. Dalam keluargalah sebagai kelompok primer anak mengalami proses sosialisasi yang pertama.
2)   Kelompok sekunder, yaitu kelompok yang mempunyai interaksi yang kurang mendalam bila dibandingkan kelompok primer.
b.             Di samping apa yang telah dipaparkan di atas, kelompok juga dapat dibedakan atas kelompok formal dan kelompok informal. Perbedaan ini dilihat dari segi norma-normanya. Pada kelompok formal, norma-normanya dinyatakan secara tertulis yang tercermin dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, sedangkan pada kelompok informal, norma-normanya tidak dinyatakan secara tertulis.
6.             Norma Kelompok
Norma kelompok adalah pedoman-pedoman yang mengatur perilaku atau perbuatan anggota kelompok. Norma selalu terdapat dalam kelompok, baik kelompok kecil ataupun kelompok yang lebih besar. Norma yang berlaku dalam sebuah kelompok belum tentu berlaku dalam kelompok lain.
Sikap setiap anggota kelompok terhadap norma kelompok dapat beragam. Ada yang tunduk dengan norma kelompok dengan terpaksa karena ia tergabung dalam kelompok tersebut, tetapi juga ada yang tunduk dengan norma kelompok yang bersangkutan dengan penuh pengertian dan kesadaran, hingga norma kelompok dijadikan sebagai normanya sendiri.
Norma kelompok adalah norma yang tidak tetap, yang berarti bahwa norma kelompok dapat berubah sesuai dengan keadaan yang dihadapi kelompok. Sesuai dengan perkembangan keadaan kemungkinan norma kelompok akan mengalami perubahan, sehingga norma kelompok yang dahulu berlaku menjadi tidak berlaku lagi.
Membership group dan reference group
Kelompok di mana individu secara riil menjadi anggota dari kelompok yang bersangkutan, maka kelompok ini disebut  sebagai membership group. Adalah hal yang diharapkan bila para anggota yang tergabung dalam suatu kelompok, akan mentaati atau menginternalisasi norma kelompok yang bersangkutan. Bila hal ini terjadi, maka anggota kelompok tersebut akan mengidentifikasikan dirinya dengan norma-norma kelompok.
Tetapi ada kemungkinan bahwa anggota suatu kelompok tidak mengambil oper atau tidak mengindentifikasikan dirinya dengan norma-norma yang ada dalam kelompoknya, justru mengambil oper norma-norma yang ada dalam kelompok lain. Salah satu sebab yang memungkinkan terjadinya hal tersebut karena norma itu dapat berubah sesuai dengan perkembangan keadaan, maka adanya kemungkinan seorang anggota akan lebih condong pada norma dari kelompok lain dari pada norma baru yang ada dalam kelompoknya. Kelompok yang norma-normanya diambil atau diidentifikasi oleh seseorang, kelompok tersebut merupakan kelompok acuan atau reference group dari individu yang bersangkutan. Namun merupakan hal yang ideal bila membership group menjadi satu dengan reference group.
7.             Kohesi Kelompok
Kohesi kelompok merupakan perhatian anggota kelompok, bagaimana anggota kelompok saling menyukai satu dengan yang lain. Dalam kelompok yang berlangsung lama, para anggota lebih tertarik pada kelompok tersebut daripada ke kelompok lain, dan juga adanya saling tertarik di antara para anggota. Kesamaan sikap, nilai-nilai, sifat pribadi, dan juga sifat-sifat demografis, akan merupakan pendukung tingginya tingkat kohesi kelompok. Namun demikian tujuan dari kelompok untuk menyelesaikan beberapa macam tugas, hal ini penting sebagai penentu tingkat kohesi kelompok dari pada sifat-sifat kesamaan. 
Berkaitan dengan kohesi kelompok dapat dikemukakan bahwa kelompok dengan tingkat kohesi tinggi, para anggotanya lebih banyak saling berinteraksi satu dengan yang lain, lebih kooperatif, masing-masing mengevaluasi lebih positif, dan lebih menyenangkan bila dibandingkan dengan kelompok yag tingkat kohesinya rendah.
Kohesi dan Pengaruh Sosial
Anggota dalam kelompok yang kohesif akan memberikan respon yang poositif terhadap para anggota yang ada dalam kelompok. Dalam kelompok yang yang terorganisasi motivasinya lebih baik atau lebih tinggi daripada kelompok yang tidak terorganisasi. Secara teoritik kelompok yang kohesif akan terdorong untuk konform dengan norma kelompok dan merespon positif terhadap anggota kelompok.
Kohesi dan Produktivitas

Anggota kelompok yang tertarik pada kelompok akan bekerja lebih giat dalam rangka mencapai tujuan kelompok, konsekuensi dari keadaan ini maka kelompok dengan kohesif lebih tinggi akan lebih produktif daripada kelompok yang kurang kohesif. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar