KELOMPOK
1.
Pengertian Kelompok
Kelompok
adalah dua atau lebih individu yang
saling mempengaruhi satu dengan yang lain melalui interaksi. Tidak semua
kumpulan (collection) dari banyak
orang dapat dipandang sebagai suatu kelompok, misalnya suatu massa. Perbedaan
antara kelompok sosial dengan massa adalah pada struktur. Pada kelompok sosial
telah ada struktur tertentu, sedangkan pada massa tidak terdapat struktur.
2.
Kelompok Besar dan Kelompok Kecil
Tidak
ada batas yang benar-benar tegas yang dapat membedakan kelompok besar dan
kelompok kecil. Menurut Shaw (1979) kelompok yang terdiri dari 10 orang atau
kurang dapat digolongkan menjadi kelompok kecil, sedangkan kelompok yang terdiri
dari 30 orang termasuk kelompok besar. Tetapi
apabila kelompok tersebut di antara para anggotanya interaksinya saling lekat
satu dengan yang lain dan mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapai tujuan
kelompok, maka kelompok tersebut dapat dipandang sebagai kelompok kecil. Karena
itu maka batas ukuran maksimum pada kelompok kecil tidaklah menjadi masalah
yang serius, karena sebagian besar penelitian-penelitian berkaitan dengan
kelompok yang terdiri dari 5 orang atau kurang. Namun hal tersebut menjadi
masalah untuk menarik generalisasi dalam kehidupan nyata, karena penelitian
pada umumnya dilakukan di laboratorium.
3.
Ciri-ciri Umum Kelompok
Ciri-ciri
umum dari terbentuknya kelompok adalah adanya interaksi, tujuan (goals), struktur dan groupness.
a.
Interaksi
Interaksi
adalah saling mempengaruhi individu satu dengan individu yang lain (mutual influences). Interaksi dapat
berlangsung dengan secara fisik, non-verbal, emosional dan sebagainya, yang
merupakan salah satu sifat dari kehidupan kelompok. Mengenai interaksi akan
dapat dijumpai adanya berbagai macam teori yang dikemukakan oleh beberapa orang
ahli.
b.
Tujuan (goals)
Orang
yang bergabung dalam kelompok mempunyai beberapa tujuan ataupun alasan. Tujuan
dapat bersifat intrinsik, misalnya tergabung dalam kelompok mempunyai rasa
senang. Namun juga dapat bersifat ekstrinsik, yaitu bahwa mencapai sesuatu
tujuan tidak dapat dicapai secara sendiri, tetapi dapat dicapai secara
bersama-sama, ini merupakan tujuan bersama (common
goals). Common goals merupakan
yang paling kuat dan faktor pemersatu dalam kelompok.
c.
Struktur
Kelompok
mempunyai struktur, (a stable pattern of
relationships among members), yang berarti adanya peran (roles), norma dan hubungan antar
anggota. Peran dari masing-masing anggota kelompok, yang berkaitan dengan
posisi individu dalam kelompok. peran dari masing-masing anggota kelompok akan
tergantung pada posisi ataupun kemampuan individu masing-masing.
Norma
adalah merupakan aturan yang mengatur perilaku anggota kelompok. Norma kelompok
akan memberikan arahan ataupun batasan dari perilaku anggota kelompok. Adalah
hal yang ideal apabila semua anggota kelompok dapat mematuhi secara baik
terhadap norma kelompok yang ada. Apabila norma kelompok telah menjadi normanya
sendiri, inilah yang dimaksud dengan menginternalisasi norma kelompok.
Bagaimanapun keadaan kelompok, kelompok akan selalu mempunyai norma
tertentu.
Intermember relation
atau hubungan antar anggota dapat berdasarkan atas banyak faktor, misalnya
otoritas, attraction. Namun semua itu
sama, yaitu merupakan mata rantai yang menghubungkan antar anggota satu dengan
yang lain. Perlu dikemukakan bahwa pada kelompok yang berbeda, akan dapat
berbeda pula mengenai struktur yang ada dalam kelompok yang bersangkutan,
sehingga hal tersebut juga akan berpengaruh pada hubungan antar anggota, dan
akhirnya akan berpengaruh terhadap pola interaksinya.
d.
Groupness
Kelompok
merupakan suatu entity (kesatuan),
merupakan objek yang unified. Menurut
Campbell orang mempersepsi kelompok lebih sebagai suatu unified whole daripada sekelompok orang yang saling berdekatan satu
dengan yang lain. Jadi satu dengan yang lain tidak saling lepas, tetapi
kelompok merupakan suatu kesatuan dari pada anggotanya, merupakan kesatuan yang
bulat. Karena itu dalam menganalisis perilaku kelompok, unit analisisnya adalah
perilaku kelompok tersebut, bukan perilaku individu-individu.
4.
Terjadinya kelompok
Manusia
disamping sebagai makhluk individual, makhluk religi juga merupakan makhluk sosial.
Dengan adanya dorongan pada manusia untuk mengadakan hubungan dengan manusia
yang lain, maka kemudian terbentuklah kelompok dalam kehidupan masyarakat.
Namun kenyataan menunjukkan bahwa dalam masyarakat terdapat adanya berbagai
macam kelompok yang cukup bervariasi, misalnya kelompok belajar, kelompok
pedagang, kelompok tani, dan sebagainya. Disini dapat dilihat karena manusia
mempunyai tujuan yang berbeda satu dengan yang lain, maka dapat ditemui
kelompok yang berbeda satu dengan yang lain karena adanya perbedaan tujuan yang
ingin dicapai.
5.
Macam-macam Kelompok
a.
Berdasarkan tingkat interaksinya kelompok
dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1) Kelompok
primer, yaitu kelompok yang mempunyai interaksi sosial yang cukup intensif,
cukup akrab, hubungan sesama anggota cukup baik. Kelompok ini juga sering
disebut face to face group, anggota
kelompok satu sering bertemu dengan anggota kelompok yang lain, sehingga para
anggota kelompok saling mengenal dengan baik. Peranan kelompok primer dalam
perkembangan dan kehidupan individu baik sebagai makhluk individual, sosial
maupun sebagai makhluk religi sangat penting. Dalam keluargalah sebagai
kelompok primer anak mengalami proses sosialisasi yang pertama.
2) Kelompok
sekunder, yaitu kelompok yang mempunyai interaksi yang kurang mendalam bila
dibandingkan kelompok primer.
b.
Di samping apa yang telah dipaparkan di
atas, kelompok juga dapat dibedakan atas kelompok formal dan kelompok informal.
Perbedaan ini dilihat dari segi norma-normanya. Pada kelompok formal,
norma-normanya dinyatakan secara tertulis yang tercermin dalam anggaran dasar
dan anggaran rumah tangga, sedangkan pada kelompok informal, norma-normanya
tidak dinyatakan secara tertulis.
6.
Norma Kelompok
Norma kelompok
adalah pedoman-pedoman yang mengatur perilaku atau perbuatan anggota kelompok.
Norma selalu terdapat dalam kelompok, baik kelompok kecil ataupun kelompok yang
lebih besar. Norma yang berlaku dalam sebuah kelompok belum tentu berlaku dalam
kelompok lain.
Sikap setiap
anggota kelompok terhadap norma kelompok dapat beragam. Ada yang tunduk dengan
norma kelompok dengan terpaksa karena ia tergabung dalam kelompok tersebut,
tetapi juga ada yang tunduk dengan norma kelompok yang bersangkutan dengan
penuh pengertian dan kesadaran, hingga norma kelompok dijadikan sebagai
normanya sendiri.
Norma kelompok
adalah norma yang tidak tetap, yang berarti bahwa norma kelompok dapat berubah
sesuai dengan keadaan yang dihadapi kelompok. Sesuai dengan perkembangan
keadaan kemungkinan norma kelompok akan mengalami perubahan, sehingga norma
kelompok yang dahulu berlaku menjadi tidak berlaku lagi.
Membership
group dan reference group
Kelompok
di mana individu secara riil menjadi anggota dari kelompok yang bersangkutan,
maka kelompok ini disebut sebagai
membership group. Adalah hal yang diharapkan bila para anggota yang tergabung
dalam suatu kelompok, akan mentaati atau menginternalisasi norma kelompok yang
bersangkutan. Bila hal ini terjadi, maka anggota kelompok tersebut akan
mengidentifikasikan dirinya dengan norma-norma kelompok.
Tetapi
ada kemungkinan bahwa anggota suatu kelompok tidak mengambil oper atau tidak
mengindentifikasikan dirinya dengan norma-norma yang ada dalam kelompoknya,
justru mengambil oper norma-norma yang ada dalam kelompok lain. Salah satu
sebab yang memungkinkan terjadinya hal tersebut karena norma itu dapat berubah
sesuai dengan perkembangan keadaan, maka adanya kemungkinan seorang anggota
akan lebih condong pada norma dari kelompok lain dari pada norma baru yang ada
dalam kelompoknya. Kelompok yang norma-normanya diambil atau diidentifikasi
oleh seseorang, kelompok tersebut merupakan kelompok acuan atau reference group dari individu yang
bersangkutan. Namun merupakan hal yang ideal bila membership group menjadi satu dengan reference group.
7.
Kohesi Kelompok
Kohesi
kelompok merupakan perhatian anggota kelompok, bagaimana anggota kelompok
saling menyukai satu dengan yang lain. Dalam kelompok yang berlangsung lama,
para anggota lebih tertarik pada kelompok tersebut daripada ke kelompok lain,
dan juga adanya saling tertarik di antara para anggota. Kesamaan sikap,
nilai-nilai, sifat pribadi, dan juga sifat-sifat demografis, akan merupakan
pendukung tingginya tingkat kohesi kelompok. Namun demikian tujuan dari
kelompok untuk menyelesaikan beberapa macam tugas, hal ini penting sebagai
penentu tingkat kohesi kelompok dari pada sifat-sifat kesamaan.
Berkaitan
dengan kohesi kelompok dapat dikemukakan bahwa kelompok dengan tingkat kohesi
tinggi, para anggotanya lebih banyak saling berinteraksi satu dengan yang lain,
lebih kooperatif, masing-masing mengevaluasi lebih positif, dan lebih
menyenangkan bila dibandingkan dengan kelompok yag tingkat kohesinya rendah.
Kohesi dan Pengaruh Sosial
Anggota
dalam kelompok yang kohesif akan memberikan respon yang poositif terhadap para
anggota yang ada dalam kelompok. Dalam kelompok yang yang terorganisasi
motivasinya lebih baik atau lebih tinggi daripada kelompok yang tidak
terorganisasi. Secara teoritik kelompok yang kohesif akan terdorong untuk
konform dengan norma kelompok dan merespon positif terhadap anggota kelompok.
Kohesi dan Produktivitas
Anggota
kelompok yang tertarik pada kelompok akan bekerja lebih giat dalam rangka
mencapai tujuan kelompok, konsekuensi dari keadaan ini maka kelompok dengan
kohesif lebih tinggi akan lebih produktif daripada kelompok yang kurang
kohesif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar