Sabtu, 30 Januari 2016

metode pengumpulan data dalam studi kasus

METODE PENGUMPULAN DATA STUDI KASUS

Beberapa metode yang digunakan dalam pengumpulan data studi kasus, yaitu: observasi, kuesioner, wawancara, dan sosiometri. 
1.             Observasi
Observasi merupakan suatu metode penelitian yang dijalankan secara sistematis dan dengan sengaja diadakan dengan menggunakan alat indera sebagai alat untuk menangkap secara langsung kejadian-kejadian pada waktu kejadian itu terjadi.
a.              Jenis observasi
1)             Berdasarkan peran observer dalam observasi dikenal ada dua jenis observasi, yaitu observasi partisipasi dan observasi non partisipasi. Observasi partisipasi, yaitu observer atau peneliti ikut ambil bagian dalam situasi atau keadaan yang akan diobservasinya. Sedangkan observasi non partisipasi, yaitu observer atau peneliti tidak ikut secara langsung dalam situasi yang ditelitinya. 
2)             Berdasarkan sistematikanya observasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu observasi sistematis dan observasi non sistematis. Observasi sistematis dilaksanakan dengan menggunakan rencana kerangka terlebih dahulu. Karenanya sering juga disebut sebagai structured observation. Jadi telah ada struktur dan kategori tertentu. Sedangkan observasi non partisipasi belum menggunakan kategorisasi mengenai hal-hal yang akan diobservasi, segala sesuatu tergantung keadaan di lapangan.
3)             Berdasarkan situasinya observasi dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu free situation observation, manipulated situation observation, dan partially controlled situation observation. free situation observation, observasi ini dijalankan dalam situasi bebas, dan alami. manipulated situation observation merupakan observasi pada situasi yang dibuat atau ditimbulkan, bukan situasi yang alami, observasi ini dilaksanakan dalam situasi eksperimental. Sedangkan partially controlled situation observation merupakan gabungan dari free situation observation dan manipulated situation observation.
b.             Materi observasi
Materi observasi tergantung pada maksud serta tujuan observasi. Segala sesuatu yang dapat ditangkap dengan alat indera merupakan materi yang dapat diobservasi.
c.              Pencatatan observasi
Banyak hasil observasi yang kurang sempurna karena ketidaktepatan dalam mencatat hasilnya. Terdapat tiga cara mencatat hasil observasi, yaitu mencatat dengan segera (on the sport), mencatat setelah observasi selesai, dan mencatat dengan menggunakan key words atau key symbols.
d.             Fakta dan interpretasi
Fakta dan interpretasi merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam observasi. Dalam observasi ingin dicari hal-hal yang objektif, apa yang diobservasi merupakan fakta. Interpretasi merupakan sudut pandang atau pendapat dari observer atau peneliti. Karena itu dalam observasi harus selalu diingat bahwa apa yang didapat dari hasil observasi adalah merupakan fakta, interpretasi diberikan setelah mendapatkan fakta, setelah observasi selesai.
e.              Alat observasi. Beberapa macam alat observasi yang dapat digunakan dalam situasi berbeda-beda. Beberapa diantaranya ialah, anecdotalrecords, catatan berkala, check list, rating scale, dan mechanical devices.
1)             Anecdotalrecordsatau daftar riwayat kelakuan adalah catatan-catatan yang dibuat oleh observer mengenai kelakuan-kelakuan yang luar biasa dan seseorang. Hal-hal yang luar biasa inilah yang dicatat oleh observer. Anecdotalrecordsini sangat membantu pembimbing dalam mengadakan evaluasi terhadap anak-anak sehingga dengan melihat record ini, evaluasi yang diberikan menjadi lebih tepat.
Observer harus mencatat dengan teliti kapan, apa, dan bagaimana kejadian dalam keadaan yang objektif. Di sekolah, kadang-kadang hal ini dikenal sebagai buku hitam, yang di dalam buku itu tercantum nama anak-anak yang menunjukkan adanya tingkal laku yang luar biasa dipandang norma atau standar hukum.
2)             Catatan berkala
Dalam hal ini, observer tidak mencatat kejadian-kejadian yang luar biasa, melainkan mencatat kejadian-kejadian pada waktu tertentu. Mengadakan observasi dalam jangka waktu tertentu, kemudian memberikan kesan-kesan secara umum. Setelah itu, observer menghentikan observasinya, mengadakan observasi pada waktu lain dengan cara yang sama seperti waktu sebelumnya. 
3)             Check list. Check list merupakan suatu daftar yang mengandung atau mencakup faktor-faktor yang diselidiki. Misalnya, check list dalam mengikuti pelajaran dan lain-lain. Kadang-kadang, check list ini dihubungkan dengan anak-anak yang diselidiki sifatnya. Check list ini dimaksudkan agar hasil observasi ini lebih bersifat sistematis. Dengan menggunakan check list, observer hanya memberikan tanda (tanda) cek tertentu pada sifat-sifat atau kejadian yang akan diobservasinya yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Kalau dipersiapkan dengan baik, check list ini akan memberikan bantuan yang besar sekali terhadap pembimbing untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai keadaan anak-anak yang ada di dalam kelas.
4)             Rating scale. Rating scale sangat erat hubungannya dengan check list. Kalau check list untuk memberikan checking ada atau tidaknya gejala yang diobservasi, rating scale ditujukan untuk memperoleh tingkatan-tingkatan. Jadi tidak hanya atau tidaknya gejala atau sifat yang akan diobservasi. Rating scale pada umumnya terdiri dari suatu daftar yang berisi ciri-ciri tingkah laku atau siaft-sifat yang harus dicatat secara bertingkat. Observer mencatat pada tingkat bagaimana suatu sifat yang ada pada klien.
5)             Mechanical devices. Kemajuan dalam bidang teknik memungkinkan observer menggunakan alat-alat yang lebih sempurna untuk mengadakan observasi, misalnya dengan foto-foto, slide, tape recorder, dan sebagainya.
2.             Questionnaire (kuesioner)
Kuesioner juga disebut angket merupakan suatu cara atau metode penelitian yang menggunakan daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. Maksud serta tujuan penelitian akan berpengaruh terhadap materi serta bentuk pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner. Dalam kuesioner pada dasarnya terdapat dua bagian penting, yaitu identitas responden dan pertanyaan yang harus dijawab responden.
a.              Jenis kuesioner
1)             Kuesioner berdasarkan bentuk pertanyaan digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu kuesioner tertutup, kuesioner terbuka, dan kuesioner terbuka-tertutup. Kuesioner tertutup merupakan kuesioner dengan pertanyaan –pertanyaan tertutup (closed question) sehingga responden tinggal memilih jawaban dari alternatif jawaban yang telah disediakan. kuesioner terbuka mengandung pertanyaan yang bersifat terbuka, sehingga respoden dapat memberikan jawaban sebebasnya terhadap pertanyaan yang disediakan. Sedangkan kuesioner terbuka-tertutup merupakan jenis kuesioner dengan pertanyaan terbuka dan tertutup. Kuesioner ini adalah kombinasi dari kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup, sehingga kelemahan dari masing-masing jenis kuesioner dapat diatasi dengan kuesioner terbuka-tertutup.
2)             Berdasarkan penyajian kuesioner dapat dibag dua jenis, yaitu kuesioner langsung dan kuesioner tidak langsung. Kuesioner langsung adalah kuesioner yang langsung diberikan kepada responden tanpa perantara. Sedangkan kuesioner tidak langsung menggunakan perantara, sehingga perantara yang akan memberikan kuesioner kepada responden.
b.             Keuntungan dan kelemahan kuesioner
Keuntungan kuesiner sebagai suatu metode untuk memperoleh data antara lain: 
1)             Merupakan metode yang praktis dari jarak jauh orang dapat meneliti dengan bantuan kuesioner;
2)             Dalam waktu relatif singkat dapat memperoleh banyak data;
3)             Sedikit tenaga yang digunakan;
4)             Responden dapat menjawab dengan leluasa dan bebas karena tidak dipengaruhi orang lain sehingga responden akan lebih terbuka saat menjawab pertanyaan.
Sedangkan kelemahan dari metode ini antara lain:
1)             Pertanyaan bersifat kaku, tidak dapat disesuaikan dengan situasi yang ada
2)             Biasanya tidak semua kuesioner yang disebar akan kembali
3)             Terdapat kemungkinan responden tidak berhadapan langsung dengan peneliti, sehingga jika terdapat pertanyaan yang kurang jelas akan sulit untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut.
3.             Interview (wawancara)
Wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Wawancara dilakukan bila peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subyektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti, dengan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui pendekatan lain.
a.              Jenis wawancara
Terdapat tiga jenis wawancara, yaitu wawancara Informal (bebas), pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara (terpimpin), wawancara baku-terbuka (bebas-terpimpin).
1)             Wawancara informal (bebas), adalah bentuk wawancara di mana resonden diberikan kebebasan dalam mengemukakan pendapat, dalam berbicara.
2)             Wawancara menggunakan petunjuk umum wawancara (terpimpin), adalah wawancara yang dituntun atau diarahkan oleh peneliti atau pewawancara. Pewawancara memberikan pertanyaan yang sebelumnya sudah disiapkan dalam bentuk tertulis.
3)             Wawancara baku-terbuka (bebas-terpimpin), merupakan kombinasi dari kedua jenis wawancara di atas. Dalam wawancara ini kebebasan juga diberikan, dalam arti yang diwawancarai dapat memberikan jawaban dalam situasi bebas, tetapi peneliti juga mengenadalikan, peneliti memberikan arah dari wawancara.
b.             Tahapan dalam wawancara
Untuk memperoleh hasil yang baik, maka ada beberapa tahapan dalam melakukan wawancara yang harus dilakukan oleh pewawancara, yaitu 1) pengantar wawancara, 2) inti wawancara, dan 3) penutup wawancara.

1)             Pengantar wawancara, pada umumnya merupakan tahap pembuka antar pewawancara dengan yang diwawancarai. Dalam tahap ini selain untuk tahap perkenalan juga disampaikan maksud serta tujuan dari wawancara, agar tidak menimbulkan kecurigaan bagi yang diwawancarai.
2)             Inti wawancara, adalah merupakan tahapan wawancara yang sebenarnya. Bagi pewawancara tahapan ini merupakan tahapan untuk memperoleh data penelitian.
3)             Penutup wawancara, merupakan tahapan untuk mengakhiri proses wawancara. Pada tahap ini umumnya digunakan untuk merangkum dan untuk melihat kembali hal-hal yang mungkin terlewat, untuk dapat ditanyakan kembali. Pada tahapan ini pula pewawancara mengucapkan terima kasih atas kerjasama responden.
c.              Keuntungan dan kelemahan metode wawancara
Adapun keuntungan metode wawancara adalah:
1)             Hal-hal yang kurang jelas dapat diperjelas, hingga responden dapat mengerti apa yang dimaksudkan.
2)             Pewawancara dapat menyesuaikan dengan keadaan responden.
3)             Hubungan yang baik (rapport) antara pewawancara dengan responden akan memberikan bantuan dalam memperoleh data penelitian. Namun jika hubungan yang terjalin tidak baik makan akan menghambat proses penelitian.

Adapun kelemahan metode wawancara adalah:
1)             Metode wawancara merupakan metode yang kurang hemat, baik dalam hal waktu, tenaga maupun finansial.
2)             Dibutuhkan keahlian tersendiri, yaitu keahlian untuk melakukan wawancara yang baik.
3)             Pada wawancara bila telah ada prasangka (prejudice), hal ini akan berpengaruh pada hasil wawancara, sehingga hasilnya tidak objektif.  
4.             Sosiometri
Sosiometri merupakan salah satu metode penelitian dalam psikologi sosial. Sosiometri sebenarnya telah memberikan pengertian tentang ukuran berteman. Jadi dengan sosiometri orang dapat melihat bagaimana hubungan sosial atau hubungan berteman seseorang dalam kelompok dan juga bagaimana struktur hubungan dalam kelompok yang bersangkutan. Baik tidaknya hubungan sosial seseorang dapat dilihat dari beberapa segi, yaitu :
a.              Segi frekuensi hubungan, yaitu sering tidaknya seseorang mengadakan hubungan atau kontak sosial dengan orang lain. Semakin sering seseorang mangadakan hubungan dengan orang lain, dapat dikatakan orang yang bersangkutan makin baik dalam hubungan sosialnya, demikian sebaliknya.
b.             Segi intensitas hubungan, yaitu mendalam tidaknya seseorang dalam mengadakan hubungan atau kontak sosial. Intensitas hubungan ini juga sering disebut intimasi hubungan
c.              Segi popularitas hubungan, yaitu dalam arti banyak sedikitnya teman dalam hubungan sosial.
Manfaat sosiometri
Kegunaan dari sosiometri secara garis besar adalah sebagai berikut :
a.              Untuk memperbaiki struktur hubungan sosial para siswa di dalam kelasnya.
b.             Memperbaiki penyesuaian hubungan sosial siswa secara individual.
c.              Mempelajari akibat-akibat praktik-praktik sekolah terhadap hubungan sosial di kalangan siswa.
d.             Mempelajari mutu kepemimpinan dalam stuasi yang bermacam-macam.
e.              Menemukan norma-norma pergaulan antarsiswa yang diinginkan dalam kelompok/  kelas bersangkutan.
5.             Tes

Metode tes juga digunakan dalam lapangan psikologi sosial. Dengan tes orang dapat mengungkap hal-hal yang mungkin tidak dapat diungkap dengan metode lain. Misal untuk mengungkap tentang sikap, selain diungkap dengan skala sikap, juga dapat dingkap dengan tes, misal dengan tes Rorschach. Namun untuk menggunakan tes, seseorang dituntut suatu keahlian tersendiri sehingga hasilnya benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar