INTERAKSI
SOSIAL
1.
Pengertian Interaksi Sosial
Interaksi
sosial ialah hubungan antar individu satu dengan individu yang lain, individu
satu dapat mempengaruhi individu yang lain, atau sebaliknya. Sehingga ada
hubungan timbal balik. Hubungan tersebut dapat antara individu dengan individu,
individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok. Di dalam interaksi
sosial ada kemungkinan individu dapat menyesuaikan diri dengan yang lain, atau
sebaliknya. Pengertian penyesuaian diri dalam arti yang luas, yaitu bahwa
individu dapat meleburkan diri dengan keadaan di sekitarnya, atau bahkan
individu dapat mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan dalam diri individu,
sesuai dengan apa yang diinginkan oleh individu yang bersangkutan.
Perilaku
dalam interaksi sosial ditentukan oleh banyak faktor termasuk manusia lain yang
ada di sekitarnya dengan perilakunya yang spesifik. Beberapa faktor yang
mempengaruhi interaksi sosial adalah imitasi, sugesti, identifikasi, simpati.
a.
Imitasi
Imitasi
yaitu proses sosial atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain, baik sikap
penampilan, gaya hidupnya, bahkan apa-apa yang dimilikinya. Imitasi pertama
kali muncul di lingkungan keluarga, kemudian lingkungan tetangga dan lingkungan
masyarakat. Imitasi merupakan proses sosial atau tindakan seseorang untuk
meniru orang lain melalui sikap, penampilan, gaya hidup, bahkan apa saja yang
dimiliki orang lain.
Imitasi
tidak berlangsung secara otomatis melainkan dipengaruhi oleh sikap menerima dan
mengagumi terhadap apa yang diimitasi. Untuk mengadakan imitasi atau meniru ada
faktor psikologis lain yang berperan. Dengan kata lain imitasi tidak
berlangsung secara otomatis, tetapi ada faktor lain yang ikut berperan,
sehingga seseorang mengadakan imitasi. Bagaimana orang dapat mengimitasi
sesuatu kalau orang yang bersangkutan tidak mempunyai sikap menerima terhadap
apa yang diimitasi itu. Dengan demikian untuk mengimitasi sesuatu perlu adanya
sikap menerima, ada sikap mengagumi terhadap apa yang diimitasi itu, karena itu
imitasi tidak berlangsung dengan sendirinya. Contoh dari imitasi adalah bahasa;
anak belajar berbahasa melalui peniruan terhadap orang lain selain itu
mode-mode yang melanda masyarakat berkembang karena faktor imitasi.
b.
Sugesti
Dalam
suatu interaksi sosial melalui imitasi orang yang satu mengikuti sesuatu di
luar dirinya. Sedangkan dalam sugesti seseorang memberikan pandangan atau sikap
dari dirinya yang kemudian diterima oleh orang lain. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa sugesti adalah suatu proses dimana seseorang individu menerima
suatu cara penglihatan, atau pedoman-pedoman tingkah laku dari orang lain tanpa
kritik terlebih dahulu.
1)
Sugesti akan mudah terjadi apabila terjadi
dalam hal- hal berikut: Kemampuan berpikir seseorang terhambat. Dalam proses
sugesti biasanya orang yang dikenainya mengambil alih pandangan-pandangan dari
orang lain tanpa memberikan pertimbangan kritik terlebih dahulu.
Hal ini akan lebih mudah terjadi jia kemampuan berpikir seseorang terhambat, misalnya karena kelelahan fisik, kelelahan berpikir, atau karena rangsangan emosional.
Hal ini akan lebih mudah terjadi jia kemampuan berpikir seseorang terhambat, misalnya karena kelelahan fisik, kelelahan berpikir, atau karena rangsangan emosional.
2)
Keadaan pikiran yang terpecah-belah
(disosiasi) Sugesti mudah terjadi bila seseorang mengalami pikiran yang
terpecah-belah. Misalnya, jika seseorang sedang bingung, karena ia menghadapi
kesulitan-kesulitan hidup yang kompleks. Dalam keadaan banyak utang, misalnya
seseorang mudah
disugesti oleh lintah darat untuk meminjam uang darinya.
disugesti oleh lintah darat untuk meminjam uang darinya.
3)
Otoritas. Sugesti akan mudah terjadi
jika orang yang memberi sugesti atau pandangan itu adalah orang yang memiliki
otoritas atau kewibawaan di bidangnya. Misalnya, seorang kyai yang berwibawa akan
mudah diikuti pandangannya oleh pengikutnya.Begitu juga seorang ahli dalam bidang
tertentu akan mudah diterima pandangannya, jika ia berbicara di bidangnya itu.
4)
Mayoritas. Seseorang seringkali
cenderung untuk menerima ucapan atau pandangan orang atau pihak lain, apabila
pandangan itu didukung oleh sebagian besar (mayoritas)golongan atau
kelompoknya. Jika orang kebanyakan sudah menerima pandangan itu, ia pun
biasanya akan menyetujui pandangan tersebut.
c.
Faktor identifikasi.
Faktor
lain yang memegang peranan dalam interaksi sosial adalah faktor identifikasi.
Identifikasi adalah suatu istilah yang dikemukakan oleh Sigmund Freud, seorang
tokoh dalam psikologi dalam khususnya dalam psikoanalisis. Identifikasi merupakan
dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan orang lain. Sehubungan dengan
identifikasi ini Freud menjelaskan bagaimana anak mempelajari norma sosial dari
orangtuanya. Dalam garis besarnya hal ini dapat ditempuh dengan dua cara,
yaitu:
1)
Anak mempelajari dan menerima norma
sosial itu karena orangtua dengan sengaja mendidiknya. Orangtua dengan sengaja
menanamkan norma sosial terhadap anak, bahwa ini baik dan itu tidak baik, mana
yang boleh dikerjakan dan yang harus ditinggalkan.
2)
Kesadaran akan norma sosial juga dapat
diperoleh anak dengan jalan identifikasi, yaitu anak mengidentifikasikan diri
pada orangtua, baik ibu maupun ayah. Karena itu kedudukan orangtua sangat
penting sebagai tempat identifikasi diri anaknya.
Dalam
proses identifikasi, anak akan mengambil oper sikap ataupun norma dari orang
tuanya yang dijadikan tempat identifikasi. Dalam proses identifikasi seluruh
norma, cita-cita, sikap dan sebagainya dari orangtua secepat mungkin dijadikan
norma, sikap dan sebagainya dari anak sendiri, dan anak akan menggunakan hal
tersebut sebagai perilakunya sehari-hari.
d.
Simpati
Simpati
adalah suatu proses seseorang merasa tertarik terhadap pihak lain, sehingga
mampu merasakan apa yang dialami, dilakukan dan diderita orang lain. Dalam
simpati, perasaan memegang peranan penting. Simpati akan berlangsung apabila
terdapat pengertian pada kedua belah pihak. Simpati lebih banyak terlihat dalam
hubungan persahabatan, hubungan bertetangga, atau hubungan pekerjaan. Seseorang
merasa simpati dari pada orang lain karena sikap, penampilan, wibawa, atau
perbuatannya. Misalnya, mengucapkan selamat ulang tahun pada hari ulang tahun
merupakan wujud rasa simpati seseorang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar