TERAPI DAN
FOLLOW UP
Langkah Terapi
Langkah
terapi yaitu langkah pelaksanaan bimbingan. Langkah ini merupakan pelaksanaan
yang ditetapkan dalam langkah prognosis. Pelaksanaan ini memakan banyak waktu,
proses yang kontiniu dan sistematis, serta memerlukan pengamatan yang cermat.
Usaha pemberian bantuan adalah upaya yang dilakukan untuk membantu klien dalam
memcahkan masalah menuju perkembangan yang optimal. Pemberian bantuan ini harus
disesuaikan dengan faktor penyebab timbulnya masalah yang dihadapi oleh klien.
Jenis bantuan yang direncanakan untuk klien adalah : 1) konseling, 2) kerjasama
dengan wali kelas, 3) konsultasi dengan guru BK, dan 4) kerjasama dengan orang
tua wali murid.
1.
Konseling (bimbingan )
Dalam
teknik ini pemberian bantuan dilaksanakan dalam bentuk hubungan yang bersifat face to face yaitu antara klien dengan
praktikan. Layanan ini yang bertujuan untuk membantu klien dalam memecahkan
masalah, dengan bantuan yang diberikan praktikan terhadap siswa. Maka praktikan
dapat mengharapkan terjadi perubahan yang terjadi pada diri siswa agar tidak
menggulangi kembali masalah yang sudah terjadi. Maka dengan itu praktikan
memberikan nasehat agar siswa kasus tersebut tidak berkelahi kembali pada saat pelajaran
berlangsung. Dalam konseling praktikan memberikan masukan bahwa setiap manusia
pasti Mempunyai masalah mamun berat dan ringannya permasalahan tesebut
tergantung pada diri kita sendiri. untuk menyikapinya, maka jalan yang
disarankan adalah mendekatkan diri kepada tuhan agar diberikan pikiran yang
jernih dan lapang, agar masalah yang dihadapinya menemukan jalan keluardan
mengganggap bahwa semua itu pasti ada hikmahnya. Selain itu sifat keterbukaan
dan pikiran yang dewasa akan menyelesaikan segala persoalan.
2.
Kejasama dengan guru kelas
Kerjasama
ini dilakukan untuk mencari jalan keluar dari masalah yang dihadapi oleh klien,
karena wali kelas adalah orang yang paling mengerti tentang latar belakang
siswa yang bersangkutan . dengan pendekatan dan interaksi secarabkontinyu wali
kelas dapat menyimpan segala rahasia tentang siswa yang mengalami masalah
bahkan wali kelas dapat memberikan bantuan secara intentif dan
dapatmemperhatikan dengan pendekatan personal. Hal ini dilakukan dengan
mengambil jam di luar jam pelajaran sehingga tidak menimbulkan kecemburuan
terhadap siswa. Dengan demikian wali kelas sangatlah berperan sekali untuk
membantu siswa dalam memberikan motifasi belajar membantu untuk masalah biaya
sekolah. Misalnya dengan mengajukan beasiswa tidak mampu pada sekolah. Dengan
adanya perhatian tersebut akhirnya klien secara, bertahap dapat memperbaiki
nilai yang mungkin berpengaruh tehadap masa depannya.
3.
Kerjasama dengan guru BK.
Kerjasama
dengan guru BK ini berkenan dengan perilaku secara umum yang dialami oleh
klien, dengan data yang didapat praktikan melakukan dengan mencari solusi untuk
memecahkan masalah yang dialami oleh siswa bersangkutan, hal ini menjadi
penting karena dengan hanya memakai data yang ada praktikan tidak cukup tepat
dalam memberikan layanan bimbingan.
4.
Kerjasama dengan orong tua (wali ).
Kunjungan
ke rumah (home visit) dilakukan untuk
mengetahui latar belakang (background)
keluarga dan kondisi klien di lingkungan rumah. Komunikasi dilakukan dengan
orang tua klien (ibu) agar klien diberikan perhatian khusus dalam kaitannya
dengan proses belajar di rumah.
Follow up
adalah usaha yang dilakukan konselor untuk mengikuti perkembangan klien setelah
klien mengambil suatu keputusan sendiri untuk bertindak. Selain itu dalam upaya
tindak lanjut konselor juga mengevaluasi keberhasilan atau tidaknya upaya
bantuan yang diberikan kepada klien tentang masalah pribadi, belajar dan juga
sosial yang dihadapi.
1.
Teori Konseling Trait And Factor
Konsep dasar
Menurut teori ini
kepribadian merupakan sistem atau faktor yang saling berkaitan satu dengan yang
lainnya seperti kecakapan, minat, sikap dan temperamen. Teori Trait-Factor
adalah pandangan yang mengatakan bahwa kepribadian seseorang dapat dilukiskan
dengan mengidentifikasikan jumlah ciri, sejauh tampak dari hasil testing
psikologis yang mengukur masing-masing dimensi kepribadian itu. Konseling Trait-Factor
berpegang pada pandangan yang sama dan menggunakan tes-tes psikologis
untuk menanalisis atau mendiagnosis seseorang mengenai ciri-ciri dimensi/aspek
kepribadian tertentu, yang diketahui mempunyai relevansi terhadap keberhasilan
atau kegagalan seseorang dalam jabatan dan mengikuti suatu program studi. Proses
konseling terdiri dari analisis, sintesis, diagnosis, prognosis, dan
konseling atau pemberian treatment.
Analisis
Dalam segala hal
tentu yang berperan penting adalah kepribadian seseorang. Tidak dipungkiri
keberhasilan atau kesuksesan seseorang ditopang oleh kepribadian yang baik
sehingga ia mampu untuk mencapai keberhasilan. Oleh karena itu, sangat baik
sekali jika dalam proses pembelajaran hal yang pertama dilakukan oleh seorang
pendidikan adalah membentuk karakter kepribadian siswa. Kelemahan dalam teori
ini tidak ada variasi untuk proses perkembangan kepribadian seorang anak,
karena apabila hanya ditekan satu kemampuna saja, maka akan sulit berkembang.
2.
Rational Emotive Therapy
Konsep dasar
Rational emotive
therapy atau Teori Rasional Emotif mulai dikembangan di Amerika pada tahun
1960-an oleh Alberl Ellis, seorang Doktor dan Ahli dalam Psikologi Terapeutik
yang juga seorang eksistensialis dan juga seorang Neo Freudian. Menurut Ellis berpandangan
bahwa Rational emotive therapy merupakan
terapi yang sangat komprehensif, yang menangani masalah-masalah yang
berhubungan dengan emosi, kognisi, dan perilaku. Adapun proses konseling yaitu:
a) assertive training, melatih dan membiasakan klien
terus-menerus menyesuaikan diri dengan perilaku tentang yang diinginkan, b) sosiodrama
yaitu semacam sandiwara pendek tentang masalah kehidupan sosial, c) self modeling
atau diri sebagai model yaitu teknik yang bertujuan menghilangkan perilaku
tertentu dimana konselor menjadi model, dan klien berjanji akan mengikuti, d) teknik
reinforcement, memberi reward terhadap perilaku rasional atau
memperkuatnya, e) desensitisasi sistematik merupakan teknik relaksasi yang
digunakan untuk menghapus perilaku yang diperkuat secara negative, f) relaxation,
g) self control yaitu dengan mengontrol diri, h) diskusi, i) simulasi
dengan bermain peran antara konselor dengan klien, j) homework assigment
(pemberian tugas rumah), k) bibliografi (memberi bahan bacaan).
Analisis
Dalam teori ini
merupakan terapi emosional apabila seseorang mengalami gangguan dalam hubungan
emosi, yang lebih menekankan kepada pribadi seseorang untuk mengenal jati
dirinya sehingga dalam berperilaku memiliki tujuan yang jelas. Kesempatan yang
diberikan dalam teori ini emosional yang stabil,
3.
Teori Konseling Behavior
Konsep dasar
Perilaku manusia
merupakan hasil belajar, sehingga dapat diubah dengan memanipulasi dan
mengkresi kondisi-kondisi belajar. Pada dasarnya, proses konseling merupakan
suatu penataan proses atau pengalaman belajar untuk membantu individu mengubah
perilakunya agar dapat memecahkan masalahnya. Tokoh dalam teori ini adalah D.
Krumboltz, Carl E. Thoresen, Ray E. Hosfor , Bandura, Wolpe dll.
Proses Konseling
Dalam proses konseling menggunakan
beberapa pendekatan, sebagai berikut:
a.
Pendekatan operant learning. Hal yang sangat penting adalah penguatan yang
dapat menghasilkan perilaku klien yang dikehendaki.
b.
Metode unitatif learning. Diterapkan oleh konselor dengan merancang suatu
perilaku adaptif yang dapat dijadikan model oleh klien.
c.
Metode cognitive learning atau pembelajaran kognetif. Merupakan metode
pengajaran yang berupa pengajaran secara verbal, kontrak antara konselor dengan
klien, dan bermain peran
d.
Metode emosional learning atau pembelajaran
emosional diterapkan kepada individu yang mengalami suatu kecemasan.
Analisis
Pengalaman belajar
sangat penting dalam proses perkembangan seorang anak. Akan tetapi dalam proses
tersebut yang harus diperhatikan cara yang digunakan anak tersebut untuk mampu
memberikan efek bagi perilakunya. Oleh karena itu dalam proses konseling ini
haruslah tidak hanya dititik beratkan kepada prosesnya akan tetapi fokuslah
pada apa yang digunakan untuk menuju proses pengalaman belajar itu.
4.
Konseling Psikoanalisis
Konsep dasar
Psikoanalisa
merupakan suatu metode penyembuhan yang bersifat psikologis dengan cara-cara
fisik. Tokoh utama psikoanalisa ialah Sigmund Freud. Menurut Freud teori
kepribadian menyangkut tiga hal struktur kepribadian:
Struktur kepribadian
Kepribadian terdiri
dari tiga sistem yaitu 1) Id adalah aspek biologis yang merupakan sistem
kepribadian yang asli. 2) Ego adalah aspek psikologis yang timbul karena
kebutuhan organisme untuk berhubungan dengan dunia kenyataan. 3) Super ego
adalah aspek sosiologis yang mencerminkan nilai-nilai tradisional serta
cita-cita masyarakat yang ada di dalam kepribadian individu.
Perkembangan kepribadian
Kepribadian individu
menurutr Freud telah mulai terbentuk pada tahun-tahun pertama di masa
kanak-kanak. Pada umur 5 tahun hampir seluruh struktur kepribadian telah
terbentuk, pada tahun-tahun berikutnya hanya menghaluskan struktur dasar
tersebut.
Proses Konseling
Ada beberapa teknik yang digunakan
dalam proses konseling ini, sebagai berikut:
a.
Asosiasi bebas. Konselor memerintahkan
klien untuk menjernihkan pikiranya adari pemikiran sehari-hari dan sebanyak
mungkin untuk mengatakan apa yang muncul dalam kesadaranya.
b.
Interpretasi. Membiarkan ego untuk
mencerna materi baru dan mempercepat proses menyadarkan hal-hal yang tersembunyi.
c.
Analisis mimpi. Membuka hal-hal yang
tidak disadari dan membantu klien untuk memperoleh tilikan kepada
masalah-masalah yang belum terpecahkan.
d.
Analisis dan interpretasi resistensi. Suatu
dinamika yang tidak disadari yang mendorong seseorang untuk mempertahankan
terhadap kecemasan
e.
Analisis dan interpretasi transferensi. Transferensi
muncul dengan sendirinya dalam proses terapeutik.
Analisis
Adapun nuansa dalam
proses konseling in seorang anak dipandang sebagai manusia yang yang memiliki
kepribadian utuh sehingga klien menyadari struktur kepribadiannya secara sadar.
Solusi yang diberikan dalam konseling ini agar klien mendapatkan titik
permasalahan yang belum dapat dipecahkan. Dan agar klien tidak khawatir dengan
masalah yang dihadapi.
5.
Konseling Psikologi Individual
Konsep dasar
Konstruk utama
psikologi individual adalah bahwa perilaku manusia dipandang sebagai suatu
kompensasi terhadap perasaan inferioritas (kurang harga diri). Istilah yang
digunakan oleh Adler adalah “inferiority
complex” untuk menggambarkan keadaan perasaan harga diri kurang yang selalu
mendorong individu untuk melakukan kompensasi mencapai keunggulan. Perilaku
merupakan suatu upaya untuk mencapai keseimbangan.
Proses Konseling
Proses konseling
diarahkan oleh konselor untuk mendapatkan informasi-informasi berkaitan dengan
masa sekarang dan masa lalu sejak klien berusia kanak-kanak. Mulai dari
mengingat komponen-komponen dalam keluarga, keanehan-keanehan prilaku yang
terjadi didalam keluarga, sampai hal yang spesifik. Hal ini sangat membantu
konselor dalam menghimpun informasi serta menggali feeling of inferiority
(FOI) klien. Teknik yang digunakan oleh konselor adalah membangun hubungan yang
baik dengan klien.
Analisis
Dalam konseling ini
seorang konselor fokus pada penyadaran tentang harga diri klien. Dalam hal ini
klien diberikan gambaran akan perilaku-perlaku masa lalu dan masa sekarang
sehingga masalahnya dapat diselesaikan dengan cara konselor menggali
sebanyak-banyaknya informasi dari klien.
6.
Konseling Analisis Transaksional
Konsep dasar
Dalam terapi ini
hubungan konselor dan klien dipandang sebagai suatu transaksional (interaksi,
tindakan yang diambil, tanya jawab) dimana masing-masing partisipan berhubungan
satu sama lain. Sebagai fungsi tujuan tertentu. Transaksi menurut Berne
merupakan manivestasi hubungan sosial. Berne membagi psikoterapi konvensional
menjadi dua kelompok.
1.
Kelompok yangh melibatkan sugesti, dukungan kembali (reassurence), dan fungsi parental lain.
2.
Kelompok yang melibatkan pendekatan rasional, dengan
menggunakan konfrontasi dan interpretasi seperti terapi non direktif dan psikoanalisa.
Proses Konseling
Tugas utama konselor
yang menggunakan analisis transaksional adalah mengajar bahasa dan ide-ide
sistem untuk mendiagnosa transaksi. Konselor transaksional selalu aktif,
menghindarkan keadaan diam yang terlalu lama, dan mempunyai tanggung jawab
untuk memelihara perhatian pada transaksi.
Analisis
Dalam konseling ini
interkasi antara konselor dengan klien adanya hubungan sosial sehingga
proses konselingnya seperti transaksi ada timbal balik satu sama lain.
7.
Konseling Client Centered (Berpusat Pada Klien)
Konsep dasar
Pendekatan konseling
client centered menekankan pada
kecakapan klien untuk menentukan isu yang penting bagi dirinya dan pemecahan masalah
dirinya. Konsep pokok yang mendasari adalah hal yang menyangkut konsep-konsep
mengenai diri (self), aktualisasi
diri, teori kepribadian,dan hakekat kecemasan. Menurut Roger konsep inti
konseling berpusat pada klien adalah konsep tentang diri dan konsep menjadi
diri atau pertumbuhan perwujudan diri.
Proses Konseling
a.
Konseling memusatkan pada pengalaman
individual.
b.
Konseling berupaya meminimalisir rasa
diri terancam, dan memaksimalkan dan serta menopang eksplorasi diri. Perubahan
perilaku datang melalui pemanfaatan potensi individu untuk menilai
pengalamannya, membuatnya untuk memperjelas dan mendapat tilikan pearasaan yang
mengarah pada pertumbuhan.
c.
Melalui penerimaan terhadap klien,
konselor membantu untuk menyatakan, mengkaji dan memadukan pengalaman-pengalaman
sebelunya ke dalam konsep diri.
d.
Dengan redefinisi, pengalaman, individu
mencapai penerimaan diri dan menerima orang lain dan menjadi orang yang
berkembang penuh.
e.
Wawancara merupakan alat utama dalam
konseling untuk menumbuhkan hubungan timbal balik.
Analisis
Penekanan yang
digunakan dalam konseling ini adalah klien dijadikan sebagai pusat informasi
dengan mengarahkan pada proses pertumbuhan klien. Dengan menggali informasi
sebanyak-banyaknya maka diharapkan klien dapat mengenali potensi dalam dirinya
tersebut. Konselor hanya memandu agar pengalaman-pengalam klien dalam diresapi
oleh dirinya sendiri.
8.
Konseling / Terapi Gestalt
Konsep dasar
Manusia, selalu
aktif sebagai keseluruhan, merupakan koordinasi dari seluruh organ. Kesehatan
merupakan keseimbangan yang layak. Pertentangan antara keberadaan sosial dan
biologis merupakan konsep dasar terapi Gestaslt. Tokohnya adalah Frederick
S. Peris 1989-1970.
Proses Konseling
Konseling Gestalt
adalah meningkatkan proses pertumbuhan klien dan membantu klien mengembangkan
potensi manusiawinya. Fokus utama dalam konseing Gestalt adalah membantu
individu melalui transisinya dari keadaan yang selalu dibantu oleh lingkungan
ke keadaan mandiri (self-support).
Konselor membuat klien menjadi kecewa sehingga klien dipaksa untuk menemukan
caranya atau mengembangkan potensinya sendiri.
Analisis
Dalam konseling ini
klien diharapkan sebagai seorang individu yang utuh. Sehingga memecahkan
masalah dalam lingkungannya bisa mandiri, artinya klien diharapkan mampu
menemukan ataupun mengenal potensi dirinya-sendiri agar permasalahan yang dihadapi
dapat terselesaikan.