Sabtu, 30 Januari 2016

terapi dan follow up

TERAPI DAN FOLLOW UP

Langkah Terapi
Langkah terapi yaitu langkah pelaksanaan bimbingan. Langkah ini merupakan pelaksanaan yang ditetapkan dalam langkah prognosis. Pelaksanaan ini memakan banyak waktu, proses yang kontiniu dan sistematis, serta memerlukan pengamatan yang cermat. Usaha pemberian bantuan adalah upaya yang dilakukan untuk membantu klien dalam memcahkan masalah menuju perkembangan yang optimal. Pemberian bantuan ini harus disesuaikan dengan faktor penyebab timbulnya masalah yang dihadapi oleh klien. Jenis bantuan yang direncanakan untuk klien adalah : 1) konseling, 2) kerjasama dengan wali kelas, 3) konsultasi dengan guru BK, dan 4) kerjasama dengan orang tua wali murid.
1.             Konseling (bimbingan )
Dalam teknik ini pemberian bantuan dilaksanakan dalam bentuk hubungan yang bersifat face to face yaitu antara klien dengan praktikan. Layanan ini yang bertujuan untuk membantu klien dalam memecahkan masalah, dengan bantuan yang diberikan praktikan terhadap siswa. Maka praktikan dapat mengharapkan terjadi perubahan yang terjadi pada diri siswa agar tidak menggulangi kembali masalah yang sudah terjadi. Maka dengan itu praktikan memberikan nasehat agar siswa kasus tersebut tidak berkelahi kembali pada saat pelajaran berlangsung. Dalam konseling praktikan memberikan masukan bahwa setiap manusia pasti Mempunyai masalah mamun berat dan ringannya permasalahan tesebut tergantung pada diri kita sendiri. untuk menyikapinya, maka jalan yang disarankan adalah mendekatkan diri kepada tuhan agar diberikan pikiran yang jernih dan lapang, agar masalah yang dihadapinya menemukan jalan keluardan mengganggap bahwa semua itu pasti ada hikmahnya. Selain itu sifat keterbukaan dan pikiran yang dewasa akan menyelesaikan segala persoalan.
2.             Kejasama dengan guru kelas
Kerjasama ini dilakukan untuk mencari jalan keluar dari masalah yang dihadapi oleh klien, karena wali kelas adalah orang yang paling mengerti tentang latar belakang siswa yang bersangkutan . dengan pendekatan dan interaksi secarabkontinyu wali kelas dapat menyimpan segala rahasia tentang siswa yang mengalami masalah bahkan wali kelas dapat memberikan bantuan secara intentif dan dapatmemperhatikan dengan pendekatan personal. Hal ini dilakukan dengan mengambil jam di luar jam pelajaran sehingga tidak menimbulkan kecemburuan terhadap siswa. Dengan demikian wali kelas sangatlah berperan sekali untuk membantu siswa dalam memberikan motifasi belajar membantu untuk masalah biaya sekolah. Misalnya dengan mengajukan beasiswa tidak mampu pada sekolah. Dengan adanya perhatian tersebut akhirnya klien secara, bertahap dapat memperbaiki nilai yang mungkin berpengaruh tehadap masa depannya.



3.             Kerjasama dengan guru BK.
Kerjasama dengan guru BK ini berkenan dengan perilaku secara umum yang dialami oleh klien, dengan data yang didapat praktikan melakukan dengan mencari solusi untuk memecahkan masalah yang dialami oleh siswa bersangkutan, hal ini menjadi penting karena dengan hanya memakai data yang ada praktikan tidak cukup tepat dalam memberikan layanan bimbingan.
4.             Kerjasama dengan orong tua (wali ).
Kunjungan ke rumah (home visit) dilakukan untuk mengetahui latar belakang (background) keluarga dan kondisi klien di lingkungan rumah. Komunikasi dilakukan dengan orang tua klien (ibu) agar klien diberikan perhatian khusus dalam kaitannya dengan proses belajar di rumah.
Follow up adalah usaha yang dilakukan konselor untuk mengikuti perkembangan klien setelah klien mengambil suatu keputusan sendiri untuk bertindak. Selain itu dalam upaya tindak lanjut konselor juga mengevaluasi keberhasilan atau tidaknya upaya bantuan yang diberikan kepada klien tentang masalah pribadi, belajar dan juga sosial yang dihadapi.




1.             Teori Konseling Trait And Factor
Konsep dasar
Menurut teori ini kepribadian merupakan sistem atau faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya seperti kecakapan, minat, sikap dan temperamen. Teori Trait-Factor adalah pandangan yang mengatakan bahwa kepribadian seseorang dapat dilukiskan dengan mengidentifikasikan jumlah ciri, sejauh tampak dari hasil testing psikologis yang mengukur masing-masing dimensi kepribadian itu. Konseling Trait-Factor berpegang pada pandangan yang sama dan menggunakan tes-tes psikologis untuk menanalisis atau mendiagnosis seseorang mengenai ciri-ciri dimensi/aspek kepribadian tertentu, yang diketahui mempunyai relevansi terhadap keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam jabatan dan mengikuti suatu program studi. Proses konseling terdiri dari analisis, sintesis, diagnosis, prognosis, dan konseling atau pemberian treatment.
Analisis
Dalam segala hal tentu yang berperan penting adalah kepribadian seseorang. Tidak dipungkiri keberhasilan atau kesuksesan seseorang ditopang oleh kepribadian yang baik sehingga ia mampu untuk mencapai keberhasilan. Oleh karena itu, sangat baik sekali jika dalam proses pembelajaran hal yang pertama dilakukan oleh seorang pendidikan adalah membentuk karakter kepribadian siswa. Kelemahan dalam teori ini tidak ada variasi untuk proses perkembangan kepribadian seorang anak, karena apabila hanya ditekan satu kemampuna saja, maka akan sulit berkembang.
2.             Rational Emotive Therapy
Konsep dasar
Rational emotive therapy atau Teori Rasional Emotif mulai dikembangan di Amerika pada tahun 1960-an oleh Alberl Ellis, seorang Doktor dan Ahli dalam Psikologi Terapeutik yang juga seorang eksistensialis dan juga seorang Neo Freudian. Menurut Ellis berpandangan bahwa Rational emotive therapy merupakan terapi yang sangat komprehensif, yang menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan emosi, kognisi, dan perilaku. Adapun proses konseling yaitu: a) assertive training, melatih dan membiasakan klien terus-menerus menyesuaikan diri dengan perilaku tentang yang diinginkan, b) sosiodrama yaitu semacam sandiwara pendek tentang masalah kehidupan sosial, c) self modeling atau diri sebagai model yaitu teknik yang bertujuan menghilangkan perilaku tertentu dimana konselor menjadi model, dan klien berjanji akan mengikuti, d) teknik reinforcement, memberi reward terhadap perilaku rasional atau memperkuatnya, e) desensitisasi sistematik merupakan teknik relaksasi yang digunakan untuk menghapus perilaku yang diperkuat secara negative, f) relaxation, g) self control yaitu dengan mengontrol diri, h) diskusi, i) simulasi dengan bermain peran antara konselor dengan klien, j) homework assigment (pemberian tugas rumah), k) bibliografi (memberi bahan bacaan).
Analisis
Dalam teori ini merupakan terapi emosional apabila seseorang mengalami gangguan dalam hubungan emosi, yang lebih menekankan kepada pribadi seseorang untuk mengenal jati dirinya sehingga dalam berperilaku memiliki tujuan yang jelas. Kesempatan yang diberikan dalam teori ini emosional yang stabil,
3.             Teori Konseling Behavior
Konsep dasar
Perilaku manusia merupakan hasil belajar, sehingga dapat diubah dengan memanipulasi dan mengkresi kondisi-kondisi belajar. Pada dasarnya, proses konseling merupakan suatu penataan proses atau pengalaman belajar untuk membantu individu mengubah perilakunya agar dapat memecahkan masalahnya. Tokoh dalam teori ini adalah D. Krumboltz, Carl E. Thoresen, Ray E. Hosfor , Bandura, Wolpe dll.
Proses Konseling
Dalam proses konseling menggunakan beberapa pendekatan, sebagai berikut:
a.              Pendekatan operant learning. Hal yang sangat penting adalah penguatan yang dapat menghasilkan perilaku klien yang dikehendaki.
b.             Metode unitatif learning. Diterapkan oleh konselor dengan merancang suatu perilaku adaptif yang dapat dijadikan model oleh klien.
c.              Metode cognitive learning atau pembelajaran kognetif. Merupakan metode pengajaran yang berupa pengajaran secara verbal, kontrak antara konselor dengan klien, dan bermain peran
d.             Metode emosional learning atau pembelajaran emosional diterapkan kepada individu yang mengalami suatu kecemasan.
Analisis
Pengalaman belajar sangat penting dalam proses perkembangan seorang anak. Akan tetapi dalam proses tersebut yang harus diperhatikan cara yang digunakan anak tersebut untuk mampu memberikan efek bagi perilakunya. Oleh karena itu dalam proses konseling ini haruslah tidak hanya dititik beratkan kepada prosesnya akan tetapi fokuslah pada apa yang digunakan untuk menuju proses pengalaman belajar itu.
4.             Konseling Psikoanalisis
Konsep dasar
Psikoanalisa merupakan suatu metode penyembuhan yang bersifat psikologis dengan cara-cara fisik. Tokoh utama psikoanalisa ialah Sigmund Freud. Menurut Freud teori kepribadian menyangkut tiga hal struktur kepribadian:
Struktur kepribadian
Kepribadian terdiri dari tiga sistem yaitu 1) Id adalah aspek biologis yang merupakan sistem kepribadian yang asli. 2) Ego adalah aspek psikologis yang timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan dengan dunia kenyataan. 3) Super ego adalah aspek sosiologis yang mencerminkan nilai-nilai tradisional serta cita-cita masyarakat yang ada di dalam kepribadian individu.
Perkembangan kepribadian
Kepribadian individu menurutr Freud telah mulai terbentuk pada tahun-tahun pertama di masa kanak-kanak. Pada umur 5 tahun hampir seluruh struktur kepribadian telah terbentuk, pada tahun-tahun berikutnya hanya menghaluskan struktur dasar tersebut.
Proses Konseling
Ada beberapa teknik yang digunakan dalam proses konseling ini, sebagai berikut:
a.              Asosiasi bebas. Konselor memerintahkan klien untuk menjernihkan pikiranya adari pemikiran sehari-hari dan sebanyak mungkin untuk mengatakan apa yang muncul dalam kesadaranya.
b.             Interpretasi. Membiarkan ego untuk mencerna materi baru dan mempercepat proses menyadarkan hal-hal yang tersembunyi.
c.              Analisis mimpi. Membuka hal-hal yang tidak disadari dan membantu klien untuk memperoleh tilikan kepada masalah-masalah yang belum terpecahkan.
d.             Analisis dan interpretasi resistensi. Suatu dinamika yang tidak disadari yang mendorong seseorang untuk mempertahankan terhadap kecemasan
e.              Analisis dan interpretasi transferensi. Transferensi muncul dengan sendirinya dalam proses terapeutik.


Analisis
Adapun nuansa dalam proses konseling in seorang anak dipandang sebagai manusia yang yang memiliki kepribadian utuh sehingga klien menyadari struktur kepribadiannya secara sadar. Solusi yang diberikan dalam konseling ini agar klien mendapatkan titik permasalahan yang belum dapat dipecahkan. Dan agar klien tidak khawatir dengan masalah yang dihadapi.
5.             Konseling Psikologi Individual
Konsep dasar
Konstruk utama psikologi individual adalah bahwa perilaku manusia dipandang sebagai suatu kompensasi terhadap perasaan inferioritas (kurang harga diri). Istilah yang digunakan oleh Adler adalah “inferiority complex” untuk menggambarkan keadaan perasaan harga diri kurang yang selalu mendorong individu untuk melakukan kompensasi mencapai keunggulan. Perilaku merupakan suatu upaya untuk mencapai keseimbangan.
Proses Konseling
Proses konseling diarahkan oleh konselor untuk mendapatkan informasi-informasi berkaitan dengan masa sekarang dan masa lalu sejak klien berusia kanak-kanak. Mulai dari mengingat komponen-komponen dalam keluarga, keanehan-keanehan prilaku yang terjadi didalam keluarga, sampai hal yang spesifik. Hal ini sangat membantu konselor dalam menghimpun informasi serta menggali feeling of inferiority (FOI) klien. Teknik yang digunakan oleh konselor adalah membangun hubungan yang baik dengan klien.
Analisis
Dalam konseling ini seorang konselor fokus pada penyadaran tentang harga diri klien. Dalam hal ini klien diberikan gambaran akan perilaku-perlaku masa lalu dan masa sekarang sehingga masalahnya dapat diselesaikan dengan cara konselor menggali sebanyak-banyaknya informasi dari klien.
6.             Konseling Analisis Transaksional
Konsep dasar
Dalam terapi ini hubungan konselor dan klien dipandang sebagai suatu transaksional (interaksi, tindakan yang diambil, tanya jawab) dimana masing-masing partisipan berhubungan satu sama lain. Sebagai fungsi tujuan tertentu. Transaksi menurut Berne merupakan manivestasi hubungan sosial. Berne membagi psikoterapi konvensional menjadi dua kelompok.
1.             Kelompok yangh melibatkan sugesti, dukungan kembali (reassurence), dan fungsi parental lain.
2.             Kelompok yang melibatkan pendekatan rasional, dengan menggunakan konfrontasi dan interpretasi seperti terapi non direktif dan psikoanalisa.


Proses Konseling
Tugas utama konselor yang menggunakan analisis transaksional adalah mengajar bahasa dan ide-ide sistem untuk mendiagnosa transaksi. Konselor transaksional selalu aktif, menghindarkan keadaan diam yang terlalu lama, dan mempunyai tanggung jawab untuk memelihara perhatian pada transaksi.
Analisis
Dalam konseling ini interkasi antara konselor dengan klien adanya  hubungan sosial sehingga proses konselingnya seperti transaksi ada timbal balik satu sama lain.
7.             Konseling Client Centered (Berpusat Pada Klien)
Konsep dasar
Pendekatan konseling client centered menekankan pada kecakapan klien untuk menentukan isu yang penting bagi dirinya dan pemecahan masalah dirinya. Konsep pokok yang mendasari adalah hal yang menyangkut konsep-konsep mengenai diri (self), aktualisasi diri, teori kepribadian,dan hakekat kecemasan. Menurut Roger konsep inti konseling berpusat pada klien adalah konsep tentang diri dan konsep menjadi diri atau pertumbuhan perwujudan diri.



Proses Konseling
a.               Konseling memusatkan pada pengalaman individual.
b.              Konseling berupaya meminimalisir rasa diri terancam, dan memaksimalkan dan serta menopang eksplorasi diri. Perubahan perilaku datang melalui pemanfaatan potensi individu untuk menilai pengalamannya, membuatnya untuk memperjelas dan mendapat tilikan pearasaan yang mengarah pada pertumbuhan.
c.               Melalui penerimaan terhadap klien, konselor membantu untuk menyatakan, mengkaji dan memadukan pengalaman-pengalaman sebelunya ke dalam konsep diri.
d.              Dengan redefinisi, pengalaman, individu mencapai penerimaan diri dan menerima orang lain dan menjadi orang yang berkembang penuh.
e.               Wawancara merupakan alat utama dalam konseling untuk menumbuhkan hubungan timbal balik.
Analisis
Penekanan yang digunakan dalam konseling ini adalah klien dijadikan sebagai pusat informasi dengan mengarahkan pada proses pertumbuhan klien. Dengan menggali informasi sebanyak-banyaknya maka diharapkan klien dapat mengenali potensi dalam dirinya tersebut. Konselor hanya memandu agar pengalaman-pengalam klien dalam diresapi oleh dirinya sendiri.


8.             Konseling / Terapi Gestalt
Konsep dasar
Manusia, selalu aktif sebagai keseluruhan, merupakan koordinasi dari seluruh organ. Kesehatan merupakan keseimbangan yang layak. Pertentangan antara keberadaan sosial dan biologis merupakan konsep dasar terapi Gestaslt. Tokohnya adalah Frederick S. Peris 1989-1970.
Proses Konseling
Konseling Gestalt adalah meningkatkan proses pertumbuhan klien dan membantu klien mengembangkan potensi manusiawinya. Fokus utama dalam konseing Gestalt adalah membantu individu melalui transisinya dari keadaan yang selalu dibantu oleh lingkungan ke keadaan mandiri (self-support). Konselor membuat klien menjadi kecewa sehingga klien dipaksa untuk menemukan caranya atau mengembangkan potensinya sendiri.
Analisis

Dalam konseling ini klien diharapkan sebagai seorang individu yang utuh. Sehingga memecahkan masalah dalam lingkungannya bisa mandiri, artinya klien diharapkan mampu menemukan ataupun mengenal potensi dirinya-sendiri agar permasalahan yang dihadapi dapat terselesaikan.

konferensi kasus

KONFERENSI KASUS

Definisi Konferensi Kasus (Case Conference)
Kasus adalah kondisi yang mengandung permasalahan tertentu. Permasalahan yang ada perlu dipecahkan, diurai, dikaji secara mendalam dan berbagai sumber perlu diakses dan dibina komitmennya untuk bersama-sama mengarahkan diri bagi upaya pengentasan permasalahan tersebut.
Studi kasus adalah suatu laporan tentang suatu analisa intensif dari seorang individu. Case conference adalah suatu alat dimana data kasus diinterpretasikan dalam arti tindakan proyeksi. Studi kasus dan Case Conference bersama–sama berdasarkan pada anggapan bahwa informasi yg lengkap dan analisa sesudahnya dari informasi ini adalah penting/diperlukan guna penafsiran yang efektif dari keseluruhan individu itu. Teknik tersebut membantu guru dan petugas lain yang berminat dalam mengenal kebutuhan individu.
Konferensi kasus adalah suatu kelompok kecil orang-orang yang secara bersama-sama mensintesa, dan menginterpretasikan fakta yang telah diketahui mengenai seseorang. Konferensi kasus merupakan kegiatan pendukung atau pelengkap dalam bimbingan dan konseling untuk membahas permasalahan siswa (konseli) dalam suatu pertemuan, yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan siswa (konseli).
Kebutuhan–kebutuhan individu perlu diobservasi di rumah, sekolah, dan tempat bermain, atau lingkungan sosial, agar  pengamat mengerti kondisi  sepenuhnya. Case conference adalah suatu alat bagi konseling sekolah untuk mengerti individu dan kondisinya selengkap mungkin. Sebenarnya orang/individu yang paling kenal/familiar dengan riwayat  kasus (case history) individu itu mengumpulkan  dan menyintesakan semua informasi tentang dia dan kemudian menyajikan informasi–informasi tersebut pada pertemuan (conference) untuk dievaluasi. Jadi Case Conference adalah dalam waktu yang bersamaan sebagai prosedur in- service training. Menyusun Case Conference dengan tujuan untuk menemukan siswa–siswa yang mempunyai kesulitan dan memeriksanya, mendiagnosa, dan memberi petunjuk kepada mereka.
Dalam suatu sekolah panitia Case Conference dapat meliputi; petugas administrasi, konselor sekolah, satu atau dua guru, dan satu atau dua orang ahlimasyarakat misalnya dokter ssuai dgn keperluan kasus. Struktur organisasinya biasanya mempunyai seorang kepala/ketua, dan seorang sekretaris. Semua data kasus adalah rahasia dan harus dihargai sesuai dengan praktek profesional yg diterima.  Contoh format untuk konferensi kasus :
a.       Nama kasus                             : ...............................................
b.      Deskripsi yang dihadapi            : ...............................................
c.       Gejala yang muncul                   : ...............................................
d.      Latar belakang                          : ...............................................
e.       Perkiraan inti masalah               : ...............................................
f.        Kemungkinan pemecahan         : ..............................................
Memang, tidak semua masalah yang dihadapi siswa (konseli) harus dilakukan konferensi kasus. Tetapi untuk masalah-masalah yang tergolong pelik dan perlu keterlibatan pihak lain tampaknya konferensi kasus sangat penting untuk dilaksanakan. Melalui konferensi kasus, proses penyelesaian masalah siswa (konseli) dilakukan tidak hanya mengandalkan pada konselor di sekolah semata, tetapi bisa dilakukan secara kolaboratif, dengan melibatkan berbagai pihak yang dianggap kompeten dan memiliki kepentingan dengan permasalahan yang dihadapi siswa (konseli).
Dengan demikian, pertemuan konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup.Artinya, tidak semua pihak bisa disertakan dalam konferensi kasus, hanya mereka yang dianggap memiliki pengaruh dan kepentingan langsung dengan permasalahan siswa (konseli) yang boleh dilibatkan dalam konferensi kasus.Begitu juga, setiap pembicaraan yang muncul dalam konferensi kasus bersifat rahasia dan hanya untuk diketahui oleh para peserta konferensi.
      Tujuan Konferensi Kasus
Tujuan konferensi kasus antara lain:
1.             Diperolehnya gambaran yang lebih jelas, mendalam dan menyeluruh tentang permasalahan siswa. Gambaran yang diperoleh itu lengkap dengan saling sangkut paut data atau keterangan yang satu dengan yang lain.
2.             Terkomunikasinya sejumlah aspek permasalahan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan yang bersangkutan, sehingga penaganan masalah itu menjadi lebih mudah dan tuntas.
3.             Terkoordinasinya penanganan masalah yang dimaksud sehingga upaya penanganan itu lebih efektif dan efisien.
Fungsi Konferensi Kasus
Adapun fungsi  dari diadakannya konferensi kasus adalah sebagai berikut:         
1.             Menambah informasi tentang konseli.
2.             Menemukan solusi dari masalah konseli.
3.             Menafsirkan data studi kasus dalam suatu program bimbingan yang konstruktif untuk konseli.
4.             Fungsi pengentasan, untuk menentaskan siswa atau klien dari masalahnya.
Selain itu terdapat juga fungsi dari konferensi kasus lainnya yaitu:
1.             Fungsi Pemahaman
Semakin lengkap dan akuratnya data tentang permasalahan yang dibahas maka semakin dipahamilah secara mendalam permasalahan itu, baik oleh konselor dan pihak-pihak yang terkait dalam konferensi kasus.
2.             Fungsi Pencegahan
Pemahaman yang didapatkan dari data dan keterangan yang didapatkan tersebut digunakan untuk menangani permasalahan dan mencegah dari hal-hal yang merugikan.
3.             Fungsi Pengentasan
Dapat mengentaskan permasalahan yang sedang dihadapi oleh klien.


4.             Fungsi Pengembangan dan pemeliharaan.
Hasil dari konferensi kasus dapat digunakan untuk upaya pengembangan dan pemeliharaan potensi individu.
5.             Fungsi Advokasi
Dapat terjaga dan terpelihara aktualisasi hak-hak klien dan potensi klien.
Prosedur Konferensi Kasus
Agar Konferensi kasus dapat berjalan dengan baik, maka dapat ditempuh melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1.             Perencanaan
Konferensi kasus harus dibicarakan terlebih dahulu dan mendapat persetujuan dari klien yang bermasalah. Dan seluruh peserta pertemuan harus diyakinkan oleh konselor dan memiliki sikap yang teguh untuk merahasiakan segenap aspek dari kasus yang dibicarakan.Kepala sekolah atau koordinator BK/konselor mengundang para peserta konferensi kasus, baik atas insiatif guru, wali kelas atau konselor itu sendiri.Mereka yang diundang adalah orang-orang yang memiliki pengaruh kuat atas permasalahan dihadapi siswa (klien) dan mereka yang dipandang memiliki keahlian tertentu terkait dengan permasalahan yang dihadapi siswa (klien). Maka pihak–pihak yang diundang dan diminta berpartisispasi secara aktif dan langsung dalam konferensi kasus adalah :
a.              Mereka yang berperanan sangat menentukan bagi siswa yang bermasalah  seperti orang tua, wakil kepala sekolah, guru tertentu yang memiliki kepentingan dengan masalah siswa (klien).
b.             Pihak yang diharapkan dapat memberikan keterangan ataupun masukan berkenaan dengan permasalahan yang dihadapi oleh siswa bila perlu dapat menghadirkan ahli dari luar yang berkepentingan dengan masalah siswa (klien), seperti: psikolog, dokter, polisi, dan ahli lain yang terkait.
c.              Pihak–pihak lain yang diharapkan dapat ikut memberikan kemudahan bagi penanganan masalah siswa (klien).
Dengan demikian tampak bahwa peserta konferensi kasus itu sangat mungkin berasal dari latar belakang yang berbeda–beda, dengan wawasan yang berbeda dan menghadiri konferensi kasus itu dengan persepsi awal dan tujuan yang berbeda – beda.
Sebelum pembicaraan tentang permasalahan dimulai, konselor perlu terlebih dahulu mengembangkan struktur pertemuan secara keseluruhan. Dalam penstrukturan itu konselor perlu membangun persepsi dan tujuan bersama dalam pertemuan itu dengan arahan sebagai berikut :
1)             Tidak menekankan pada nama dan identitas siswa yang permasalahannya dibicarakan, tetapi menekankan pada masalah yang akan dibicarakan.
2)             Tujuan pertemuan pada umunnya untuk kepentingan perkembangan dan kehidupan klien.
3)             Semua pembicaraan dilakukan secara terbuka tetapi tidak membicarakan hal–hal yang negatif tentang diri klien yang bersangkutan, permasalahan klien disoroti secara obyektif dan tidak ditafsirkan secara negatif atau mengarah kepada hal–hal yang merugikan siswa.
4)             Penafsiran data dan rencana – rencana kegiatan dilakukan secara rasional, sistematik dan ilmiah.
5)             Semua pihak berpegang teguh pada asas kerahasiaan. Semua pembicaraan terbatas hanya untuk keperluan pada saat pertemuan saja dan tidak boleh dibawa keluar.
2.             Pelaksanaan
Konselor harus mengarahkan pembicaraan sehingga seluruh peserta dapat mengemukakan data atau keterangan yang mereka ketahui dan mengembangkan pikiran untuk memecahkan masalah siswa, caranya antara lain:
a.              Pemimpin konferensi membuka pertemuan. Pada pembukaan, pemimpin konferensi menjelaskan tujuan dari pertemuan tersebut, identitas kasus yang akan diangkat, dan penjelasan bahwa semua yang dibicarakan harus dirahasiakan.
b.             Pimpinan konferensi (konselor) menyampaikan data-data yang telah terkumpul untuk melakukan diagnosa awal terhadap klien.
c.              Pemimpin memberikan kesempatan kepada peserta untuk menyampaikan pendapat atau informasi tambahan mengenai klien, terutama mengenai riwayat pendidikan, prestasi belajar, keadaan keluarga, bakat, minat, hobi, kesehatan, dan lain-lain.
d.             Pembuatan kesimpulan dilakukan seteah semua pihak yang diundang memberikan pendapat dan informasi. Kesimpulan yang dibuat dan dikemukakan berupa segi-segi positif diri klien dan latar belakang timbulnya masalah.
e.              Pimpinan mempersilahkan peserta untuk mengemukakan pendapat tentang latar belakang timbulnya masalah yang dialami klien.
f.               Pimpinan membuat kesimpulan berupa hal yang mungkin menjadi latar belakang masalah tersebut.
g.              Pemimpin meminta masukan dari para peserta yang hadir tentang hal-hal yang dapat mereka lakukan dalam membantu klien.
3.             Analisis dan Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari konferensi kasus yang sukses apabila konselor memperoleh data atau keterangan tambahan yang amat berarti bagi pemecahan masalah siswa dan terbangunnya komitmen seluruh peserta pertemuan untuk menyokong upaya pengentasan masalah siswa.  
4.             Tindak Lanjut

Seluruh hasil pertemuan dicatat dan didokumentasikan secara rapi oleh konselor dan sebanyak-banyaknya dipergunakan untuk menunjang jenis-jenis layanan masalah siswa yang bersangkutan. Mengambil langkah alternatif yang akan diambil. Siapa yang melakukan, apa yang dilakukan, kapan, dimana, dan jika perlu ditentukan pula tekniknya.